Minggu, 21 Desember 2008

Sejarah Hari Ibu di Indonesia

kharisma.de Terlepas dari bagaimana cara memperingatinya, "Mother's Day" (Jerman 08.05) di negara barat berbeda dengan Hari Ibu (22 Desember) di Indonesia. Mother's Day yang diperingati di negara barat lebih menitikberatkan penghargaan terhadap prestasi domestik kaum perempuan. Sehingga hari ibu diperingati sebagai hari untuk memanjakan ibu/istri selama sehari penuh. Hal ini boleh-boleh saja dilakukan, namun ada baiknya seluruh bangsa Indonesia mengetahui makna sesungguhnya Hari Ibu yang penuh dengan makna perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sejarah ditetapkannya Hari Ibu tidak terlepas dari Kongress Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.Kaum perempuan Indonesia terpanggil untuk ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 22 Desember 1928 diadakan Kongres Perempuan I di Yogyakarta. Dari kongres yang pertama ini, tumbuh kesadaran bahwa perjuangan kaum perempuan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri.
Untuk mewadahi perjuangan itu, maka dibentuklah sebuah federasi yang mandiri dengan nama Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) yang kemudian berubah nama pada tahun 1929 menjadi Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia (PPII). Sampai pada tahun 1935 federasi ini sudah menunjukan kiprahnya secara luas. Diantaranya ikut serta dalam Badan Pemberantasan Buta Huruf dan Badan Perdagangan Perempuan dan Anak.
Pada jaman itu, memang sering terjadi kawin paksa, buruh diupah murah, perdagangan perempuan dan masih sedikit sekali perempuan yang berpendidikan. Dan hal inilah yang menjadi titik berat dalam memperjuangkan nasib perempuan. Di tahun yang sama federasi ini menggelar kembali kongres, dan membuahkan sebuah pernyataan penting bahwa PPII "mewujudkan perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa". Di balik pernyataan ini telah muncul kesadaran mendalam mengenai kehidupan berbangsa pada perempuan. "Ibu bangsa" mengandung arti bahwa perempuan bukan hanya punya peran domestik dan sosial, tetapi perempuan punya peran politik yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi yang utuh. Pada tahun 1938 kembali digelar sebuah kongres dan diputuskan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu dengan moto "Merdeka Melaksanakan Dharma".
Dua hal yang dapat kita simak dari keputusan kongres tersebut. Yang pertama Hari Ibu dijadikan momentum untuk menyadarkan kembali tanggung jawab perempuan terhadap masyarakat dan keluarga. Dan yang kedua federasi ini menyerukan kaum perempuan untuk bersatu dalam melawan penjajahan. Dinamakan hari Ibu dan bukan hari perempuan, karena Ibu berarti sosok yang menumbuhkan dan mendidikan generasi. Perempuan bukan hanya ibu bagi anak-anaknya tapi ibu bagi bangsanya. Hal ini sejalan dengan deklarasi politiknya.
Dengan begitu, Hari Ibu di Indonesia sangat mengagumkan! Bila kita berpikir sejenak, makna dari Hari Ibu Indonesia sangat dalam. Jika Mother's Day ala barat memberikan penghargaan prestasi domestik, Hari Ibu Indonesia lebih luas dari itu. Tidak cukup hanya prestasi domestik, tapi yang diserukan adalah prestasi mendidik generasi! Belajar dari Sejarah Sungguh menakjubkan menyimak sejarah perjuangan kaum perempuan memperjuangkan kemerdekaan. Melihat kiprah PPII, kita bisa mengetahui nafas pergerakan ini sejak awal adalah politik dalam rangka memajukan dan melindungi perempuan dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Dalam memajukan kaum perempuan, PPII turut memperjuangkan kesetaraan gender. Mereka memperjuangkan nasib kaum perempuan sebagai kaum yang tertindas, dimana hak-hak asasi perempuan dilecehkan. Bila pada jaman sekarang kaum perempuan hanya peduli pada dirinya sendiri, rasa-rasanya sangat naif. Sebab, sekelompok kaum perempuan Indonesia pada tahun 1935 sudah peduli terhadap nasib kaumnya. Mereka juga yakin dengan pendidikan dapat merubah nasib kaum perempuan. Di jaman dulu, ketika pendidikan menjadi hal yang mewah bagi perempuan, kini kesempatan menimba ilmu terbuka selebar-lebarnya.
Sungguh ironi ketika jalan terbentang luas, perempuan di jaman sekarang, enggan mengambil kesempatan itu. Kaum perempuan yang bergabung dalam PPII sudah memiliki pandangan jauh ke depan. Mereka memandang sosok perempuan tidak hanya dalam ruang lingkup kecil rumah tangganya. Tapi jauh lebih luas dari itu, mereka memandang perempuan sebagai sosok yang mampu merubah nasib bangsa. Itulah yang mendasari semangat Hari Ibu 22 Desember: bukan hanya menjadi ibu bagi anak-anaknya tapi menjadi ibu bagi bangsa. Sungguh besar rasa peduli mereka terhadap perubahan nasib bangsa.
Makna sejati dari perjuangan politik telah dicontohkan PPII: berpikir untuk kelangsungan masyarakat, bangsa secara luas dan bukan berpikir hanya untuk diri sendiri. Gerakan dimulai dari perubahan individu, dengan cara menyadarkan kaum perempuan akan potensinya yang besar. Agar perempuan sadar, ia harus terbebas dari tekanan yang menghimpit, dimulailah perjuangan memberantas penindasan kaum perempuan. Selain itu kaum perempuan juga harus mendapat pendidikan, pintu wawasan dibuka dengan memberantas buta huruf. Setelah perbaikan individu, tahap berikutnya adalah perbaikan keluarga, masyarakat dan negara. Hal ini tersirat dari semangat mewujudkan perempuan sebagai Ibu Bangsa.
Dari kumpulan sosok-sosok perempuan bisa terbentuk kekuatan salah satu sayap penentu perubah bangsa. PPII juga telah membuktikan bahwa mereka adalah kumpulan perempuan yang tidak mudah pasrah dengan keadaan. Mereka adalah kumpulan perempuan yang berusaha merubah nasib bangsa. Perolehan kemerdekaan bangsa Indonesia membuktikan adanya perjuangan keras untuk merubah nasib. Perubahan itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Tanyakanlah pada diri kita masing-masing apa yang telah kita perbuat untuk merubah nasib bangsa! Perempuan adalah separuh dari masyarakat. Bila perempuan tidak berfungsi, maka tidak berfungsi juga separuh dari masyarakat! ** Sungguh mulia derajat seorang Ibu...
Seperti yang dikatakan Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., : Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah saw. menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu.
lanjut baca qaqa ^_^ - Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Jumat, 19 Desember 2008

Polisi VS Mahasiswa

Ridha Saleh (Wakil Ketua Komnas HAM): Insiden saling lempar batu antara mahasiswa dan polisi di Unhas itu tak mesti terjadi jika pimpinan kepolisian bisa mengarahkan aparatnya lebih persuasif dalam menangani aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa.Informasi yang saya terima, insiden itu dipicu karena sikap polisi yang berlebihan polisi di dalam kampus. Kalau itu terjadi, maka Kapolda Sulselbar Irjen Polisi Sisno Adiwinoto harus bertanggung jawab Dr Faisal Attamimi MS (Ketua Harian IKA Unhas): Tindakan polisi yang menyerbu kampus sudah dikategorikan tindakan brutal. Polisi itu digaji oleh rakyat sehingga harus menjadi pengayom. Demo mahasiswa saat itu juga bukan untuk kepentingan pribadi dan mereka mempertanyakan kebijakan yang dianggap merugikan rakyat TUBUH Febrianto (22) masih tergeletak di atas tempat tidur di ruang perawatan Lontara II Rumah Sakit Umum (RSU) Regional Dr Wahidin Sudiro Husodo, Makassar. Mahasiswa Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar terbaring lemah. Wajahnya dipenuhi luka robek dan memar. Mahasiswa semester sembilan ini adalah salah satu korban bentrokan antara mahasiswa dengan polisi saat terjadi demontasi menolak pengesahan Undang-Undang (UU) Badan Hukum Pendidikan (BHP), Rabu (17/12). Selain berbaring, selang yang terhubung dengan tabung oksigen juga masih terpasang di hidung Febrianto. "Saya tidak terlibat aksi. Saya datang untuk memanggil seluruh mahasiswa dari fakultas teknik untuk mundur ke fakultas," katanya Febrianto dengan nada terbata-bata saat ditemui di Tribun, Kamis (18/12). Sebelum dirawat di RSU Wahidin, korban sempat dilarikan ke RS Bhayangkara milik Polda Sulsel. Namun atas permintaan Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus Paturusi SpBO dan pihak keluarga, mahasiswa asal Parepare ini kemudian dipindahkan ke RS Wahidin yang masih berada dalam satu kawasan dengan kampus Unhas Tamalanrea. Febrianto menambahkan dia mendapat instruksi dari ketua senat fakultas teknis agar dia mengajak mahasiswa teknik mundur ke fakultas. Namun tiba-tiba dia menjadi sasaran amukan polisi yang brutal. Dia tak bisa lagi menghitung berapa pukulan, tendangan, dan hantaman pentungan yang mendarat ke wajah dan tubuhnya. Setelah itu dia pun pingsan dengan berlumuran darah. Selain mengalami luka lebam yang cukup parah dibagian mukanya, korban juga merasa sesak di bagian dada. Akibatnya, dia kesulitan saat bernapas. Korban juga mengalami gangguan pada bagian engkel kaki yang retak karena diduga diinjak berkali-kali oleh polisi. Balutan gips pun harus terpasang di bagian kaki. Febrianto juga membantah bila dirinya dipukul oleh mahasiswa lain seperti penjelasan polisi karena dia dikira intel polisi. "Awalnya saya berhasil menangkis pakai tangan kiri, namun tiba-tiba ada yang memukul saya dengan menggunakan pentungan sehingga saya terjatuh," kata Febrianto yang dipukul saat dia berada di dekat rektor. Pengakuan dari kanda Febriyanto di atas, bisa menjadi sebuah advokasi buat seluruh warga OKFT-UH yang menepis anggapan bahwa ANAK TEKNIK dalang dari aksi ini... (sorry yah!!).. Ada cerita lucu, waktu itu saya naik pete-pete masuk kampus di hari ke-2 chaos... ada diskusi ringan di dalamnya, Ada Bapak-bapak (kayaknya pegawai Birokrat deh), ada satu mahasiswidan 2 orang ibu2 yang singgah di RSWS.. Si bapak: siapakah lagi itu yang demo?? Anak teknik...?? Si mahasiswi: kayaknya pak Mutiah : gabungan pak... (dengan dada yg mulai panas... hehhh, enak aja) Si mahasiswi : Tapi kayaknya kebanyakan anak Teknik. Mutiah : (hikz...hikzz.... apa dia tidak meliat muka ku yang mulai memerah??) akhirnya... Si Mahasiswi & Si bapak : kiri pak?? Mutiah : fiuh....... (turun juga,, Liat mi nanti... anak Teknik kan Mengahrumkan UNHAS ke Penjuru Dunia.. Lebay!!!!)
lanjut baca qaqa ^_^ - Polisi VS Mahasiswa

Senin, 15 Desember 2008

Di Irak, Bush dilempar sepatu oleh wartawan...(hehehehe)

Eramuslim.com Muntazer al-Zaidi, wartawan dari televisi al-Baghdad yang berbasis di Kairo, Mesir mungkin sudah kelewat jengkel dengan perilaku Presiden George W. Bush di Irak, sehingga ia nekat melempar dua sepatunya ke arah Bush, saat Presiden AS itu berbicara dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Nouri al-Maliki di Baghdad, Irak. Bukan cuma melempar sepatu, al-Zaidi juga memaki Bush "anjing". "Ini ciuman perpisahan, anjing kau," maki al-Zaidi sambil melempar kedua sepatunya ke arah Bush. Sayang, Bush berhasil menghindar dari lemparan sepatu Zaidi, sehingga tak terluka sedikit pun. Melihat adegan yang tak disangka-sangka itu, aparat keamanan Irak dan agen rahasia AS langsung meringkus Zaidi dan menyeretnya ke luar ruang konferensi. Bagi masyarakat Arab, sol sepatu merupakan lambang penghinaan yang paling hina. Ketika patung Saddam Hussein berhasil dirobohkan tahun 2003 lalu, banyak orang yang menyaksikan peristiwa itu menghancurkan patung Sadam dengan menggunakan sepatu mereka. Tapi Bush mengaku tidak merasa dihina dengan lemparan sepatu Zaidi. "Saya tidak merasa terganggu. Saya tidak tahu apa masalah orang itu ... Saya sedikit pun tidak merasa terancam dengan kejadian ini," jawab Bush saat ditanya soal insiden itu. Sementara rekan-rekan Zaidi mengatakan, Zaidi sangat terpengaruh secara emosi ketika ia bertugas meliput dan menyaksikan kehancuran di kota Sa'dr akibat pemboman yang dilakukan pasukan AS awal tahun kemarin. Namun belum diketahui, apakah Zaidi melempar Bush dengan sepatu karena memang secara emosi terpengaruh oleh peristiwa itu. Dalam pernyataannya, Bush menyatakan berterima kasih karena telah berkesempatan berkunjung ke Irak menjelang masa jabatannya sebagai presiden AS berakhir. Ia mengaku, enam tahun perang di Irak merupakan masa-masa yang sulit bagi AS. Sejak Bush memerintahkan invasi ke Irak tahun 2003, militer AS kehilangan sekitar 4.209 tentaranya dan Bush menghabiskan uang negara sebesar 576 milyar dollar untuk membiayai perangnya. Invasi AS ke Irak selama hampir enam tahun hanya membawa kesengsaraan bagi rakyat Irak dan kehancuran bagi Negeri 1001 Malam itu.
lanjut baca qaqa ^_^ - Di Irak, Bush dilempar sepatu oleh wartawan...(hehehehe)

Minggu, 14 Desember 2008

Fiuhh.... (bag.2)

hehehe.... Fiuh bagian 2... fenomena aktivis dakwah jatuh cinta... (hmm, sensitif banget yah??) Para aktivis dakwah pun tah bahwa, Dakwah bagaikan cahaya yang terpantul dari kedalaman senyawa dalam dada. Cahayanya terpantul karena banyaknya kaca hati yang terserak, menyertai segenap duka yang terpupuk atas nama surga. Semakin banyak kaca hati yang terserak mampu melunturkan waktu yang kian menipis di kisi-kisi senja. Berharap cepat kembali demi sebuah cinta.

Bagi seorang aktivis, dakwah merupakan sebuah jalan panjang menuju surga-Nya yang penuh onak dan duri. Tidak akan disebut berdakwah ketika seorang aktivis tidak menemui cobaan dalam berdakwah. Karena memang cobaan adalah bagian dari dakwah itu sendiri dan Allah akan selalu menguji kesungguhan hati orang-orang yang telah berani mengatakan bahwa mereka beriman.

Banyak aktivis yang telah berhasil melewati berbagai fase cobaan dalam rentang dakwahnya yang panjang.Aktivis ini telah membuktikan dirinya di hadapan kaum muslimin dan Rabb bahwa dengan keteguhan hati dan kesabarannya telah berhasil melakukan terobosan-terobosan dakwah yang penuh strategi dalam melawan kebatilan. Aktivis ini menjadi tumpuan dakwah di tempatnya berada karena dapat dipercaya dan amanah dalam melaksanakan berbagai agenda. Ia layak digelari mujahidullah peradaban karena mampu bertahan dengan cobaan dakwah yang menyangkut strategi dalam melawan kebatilan.

Tetapi seringkali aktivis itu tidak menyadari bahaya cobaan yang sedang menerpa hatinya. Hatinya yang rapuh sering tergelincir dengan cinta terhadap lawan jenis yang tumbuh dari kebersamaan mereka dalam dakwah yang panjang dan penuh cobaan. Ta'awun yang mereka lakukan seringkali menimbulkan benih-benih terpendam. Lalu diam-diam mereka pupuk di dalam hati hingga akhirnya bunga bermekaran di mana-mana. Sayangnya, bunga itu bukanlah bunga mawar yang indah... Bunga itu tumbuh bukan dari keimanan, melainkan dari pandangan mata dan nafsu yang pelan-pelan merusak hati lalu menggerogoti jiwa yang lemah. Jiwa itu kini menjadi rapuh, merusak seluruh niat yang tersampir di dada lalu akhirnya merobohkan sendi-sendi dakwah.

Walaupun begitu, sulit sekali untuk melepaskan ‘dia' yang telah bersemayam di dada, jauh melebihi Dia yang selama ini selalu bersama kita dengan penuh cinta. Bagaimana bisa melupakannya begitu saja? Ketika seorang aktivis dakwah telah terlalu lama menancapkan panah-panah pandangan mata ke arah ‘dia' yang tampak indah dengan segala gerik dakwahnya, sedangkan Dia-Rabb yang selalu ada untuk kita tak pernah sekalipun menampakkan wujud-Nya, tentu saja sosok'nya' jadi lebih bermakna. Kita takut tegas padanya karena sebelumnya telah terbayang wajahnya yang memelas. Kita jadi takut berbuat salah padanya karena telah terbayang wajahnya yang merah padam. Sekarang di dalam pikiran hanya ada wajahnya dimana-mana! Inilah bahaya kalau para aktivis mengurangi porsi ghadul bashar pada lawan jenis...

Lalu setelah berusaha ghadul bashar dan meluruskan niat lagi, datang cobaan dari lingkungan sesama aktivis dakwah. Yang anehnya lagi, lingkungan aktivis kadang malah mendukungnya. Mereka ucapkan kata-kata penggoda untuk membuatnya merasa bahwa sosok ‘itu' juga pantas disandingkan dengannya. Hati yang telah kokoh dibentengi keimanan kepada Allah itu akhirnya kandas juga dimakan api asmara yang datangnya dari sesama para aktivis dakwah. Terkadang lingkungan aktivis dakwah sekalipun juga dapat menjerumuskan ketika orang-orang yang ada di lingkungan itu sendiri kurang bisa menjaga hati dan pandangannya. Benar-benar cobaan yang dahsyat! Harapan dan kenyataan untuk menggapai surga-Nya telah terkotori oleh cobaan cinta dari lawan jenis yang tidak mampu dimaknai sesuai porsinya. Kini, yang tersisa hanyalah puing-puing dakwah yang terserak, roboh terkena badai cinta.

Wallahu'alam Bishawwab
lanjut baca qaqa ^_^ - Fiuhh.... (bag.2)

Sabtu, 13 Desember 2008

Fiuh.....

Waktu mulai menulis, saya hanya bisa tersenyum sambil mengikuti irama jariku bergerak di keyboard... Ternyata, selama saya mengasingkan diri dari kampus... banyak sekali masalah yang muncul di kampus... Ada yang melapor, kak jeblok semua nilaiku... kak kecelakaan ki Fulanah, ada yg retak di bagian kakinya... Muti, saya gantung semua mata kuliahku semester ini kecuali Iluminasi (ooooooo......... Prof. Tola) ada lagi nih, kemarin sepulang aksi intifadhah palestina sore menjelang maghrib sambil jalan cari pete'-pete' salah seorang Ukhti yang setia mendengar celotehku melaporkan berita yang membuatku seolah-olah Tersambar petir (hehehe.... angus dong?) percakapannya kurang lebih seperti ini: A: Kenapako dak pernah menampakkan diri? padahal banyak yang mau saya bicarakan.. Banyak masalah B: :-) (hanya tersenyum... siapa yang dak jengkel... afwan....) Masalah apa? A: Masalah internal* B: (dengan gaya yang sok cool... cuma hanya bisa diam, dengar si A melaporkan beberapa masalah yang telah kulewatkan...) A: VMJ merebak... B: OOpss.... Siapa... A: Partnermu di Biro R' B: :-) dengan?? A: si fulanah... pengurus inti Mushallah*, parahnya mereka sudah berkomitmen untuk menikah setelah kuliah... B: YA ALLAH.... Astaghfirullah (tak habis kekagetanku)... Sepanjang perjalanan... ukhti A banyak bercerita masalah2 yang ada... dan nyaris sama... (oh no.....) Biarlah blog-ku jadi tempatku berbicara, selain sang Khalik yang memberiku banyak petunjukNya... *** tapi, selama ini saya akui... koq saya jadi pengecut yah?? lari dari semuanya, seolah2 tidak siap dengan segala jenis masalah... Koq saya jadi PENGECUT begini.... (aahhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!) ***Tetap tabayyun dengan nama-nama yang dijadikan tersangka, jangan main hakim sendiri... ***Tunggu Postinganku berikutnya (mau ke Lt.4 dulu, ada Tallaqi Materi disana).....
lanjut baca qaqa ^_^ - Fiuh.....

Jumat, 12 Desember 2008

Alosi Ri Polo Dua

-->Muripancaji ri lino
Engka riwatang kalemu 
Mulle purani totoku 
To sipa’dua siruntu 

Muripancaji ri lino 
Tudang riwatang kalemu 
Lettu campana rilino 
Sipa’dua metteru 

Tappamu na tappaku 
Sirupa na de na pada 
Iyaro tanranna topuri sitoto 

Matammu na mataku 
Alosi ri polo dua 
Pappada bungae sibawa daunna 
Alemu aleku Pada muddani 
Tori massidi tanranna sitoto 


* Lagu ini sering sekali diputar di Opening Ceremony atau Di Pengantin-pengantinnya orang Bugis... Liriknya enak di dengar.. Sekarang saya cari MP3nya, ada yang punya??
lanjut baca qaqa ^_^ - Alosi Ri Polo Dua

Kamis, 11 Desember 2008

Delapan Kebohongan Seorang Ibu Selama Hidupnya

Ini, ada artikel yang entah sejak kapan dia bersemayam di flashdisk ku..

dan entah, dari siapa dan dari mana saya mendapatkannya... Siapapun dia, semoga Allah meninggikan derajatnya dengan ilmu yang telah beliau bagi..

Yuk, kita baca sama-sama...

BismillahirrahmaniRrohim...

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia. Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata: "Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sendokku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN. Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu !"

Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi.. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.

"COMING SOON, MOTHER'S DAY"

lanjut baca qaqa ^_^ - Delapan Kebohongan Seorang Ibu Selama Hidupnya

Jumat, 05 Desember 2008

Jum'at, 5 Novembe 2008 jam 05:30 wita Cui....cui....cui...cui... sms.... "Asw. Kak, bisaki isi kajian jumat MADZ sebent? Materinya tentang Keutamaan Bulan Dzulhijjah, pengirim erni_cyb06"... oooooo........... Lagi-lagi, jadi undangan pemateri dadakan... Ini dia nih... Btw, anyway busway... Gpp lah, melatih mental untuk siap menerima keadaan mendadak (tapi mudah-mudahan tidak keseringan deh...) Secara, saya paling anti dengan Mengundang Pemateri 6 jam sebelum waktunya. Bukan apa-apa sih, cuma ada kesan gak menghargai orang lain saja. Ini kesalahan aktivis dakwah selama ini, menganggap sepele yang kayak begini nih... Serasa gak disiplin dengan waktu yah?? Yo weis, gpp-lah.. Secara saya kan masih bagian terkecil dari Mushalla Adzzarah (MADZ) Alhamdulillah, ada teknologi.. Ada laptop ada internet, tinggal searching.. dapat deh... Syukran buat penyedia artikel & E-book about Dzulhijjah.. Semoga, jadi Amal Jariyah... Amin...
lanjut baca qaqa ^_^ -

8 Ibadah di Bulan Dzulhijjah

Sekarang bulan Dzulhijjah. Jika bulan ini disebut, maka dalam pikiran kita spontan teringat pada dua hal: pertama, tiap minggu kondangan karena banyak yang menikah, dan kedua, nyate bareng sama tetangga sehabis motong kambing kurban. Padahal, bulan Dzulhijjah lebih dari itu. Secara khusus Rasulullah saw. menyebut keutamaan bulan ini, terutama untuk 10 hari pertama di awal bulan.

Dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Nabi saw. Bersabda, “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhari)

Dari Umar r.a., bahwa Nabi saw. Bersabda, “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad)

Karena itu, jika kita ingin menjadi orang yang dicintai Allah swt., jangan sia-siakan kesempatan ini untuk taqarrub kepada Allah swt. dengan banyak-banyak melakukan ibadah. Setidaknya ada delapan ibadah yang bisa kita lakukan, yaitu:

1. Melaksanakan ibadah haji dan umrah. Ini adalah amal yang paling utama di bulan Dzulhijjah. Tidak ada haji selain di bulan Dzulhijjah. Ganjaran bagi orang yang melaksanakan ibadah ini sangat besar di sisi Allah swt. Kata Nabi saw., “Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah surga.”

2. Berpuasa selama 10 hari di hari-hari pertama bulan Dzulhijjah, atau pada sebagiannya, atau paling tidak sehari di hari Arafah. Puasa juga amalan utama. Allah swt. memilih puasa sebagai amalan hambaNya untuk diriNya sehingga Dia sendiri yang menentukan pahalanya. Hal ini termaktub dalam sebuah hadist Qudsi. “Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan, dan minumannya semata-mata karena Aku.”

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun”. (Hadits muttafaq ‘alaih)

Dari Abu Qatadah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, “Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”. (HR. Muslim)

3. Bertakbir dan berdzikir. Perbanyaklah takbir dan dzikir di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana yang diperintahkan Allah swt., “…. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan….” [QS. Al-Hajj (20): 28]. Begitulah para ahli tafsir menafsirkannya frase “pada hari-hari yang ditentukan” dengan “sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah”. Karena itu, para ulama menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut. Apalagi ada hadits dari Ibnu Umar r.a. yang menguatkan. Bunyinya, “Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir, dan tahmid”. (HR. Ahmad)

Imam Bukhari menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orang pun mengikuti takbirnya.

Diriwayatkan bahwa para tabiin pada hari-hari itu mengucapkan, “Allahu akbar, allahu akbar, laa ilaha ilallah, walllahu akbar, allahu akbar wa lillahil hamdu.” Artinya, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah (sembahan) selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah.”

Dianjurkan mengeraskan suara saat bertakbir baik ketika di masjid, rumah, pasar, atau di jalan. Allah berfirman, “Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu …”. [QS. Al-Baqarah (2): 185]

Perbanyak taubat dan meninggalkan segala bentuk maksiat dan dosa. Maksiat adalah penyebab jauhnya hamba dari Allah swt. Sedangkan ketaatan adalah pintu mendapat cinta dan kasih sayang Allah swt. Dan Allah swt. lebih cinta kepada seorang hamba melebihi cinta sang hamba kepada Allah swt. Bahkan, Allah swt. cemburu jika hambanya berbuat maksiat. Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi swt. bersabda, “Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya.” (Hadits muttafaq ‘alaihi)

4. Perbanyaklah amal shalih. Bukan hanya amal-amal yang fardhu saja. Sebab, Allah swt. suka dan mencintai seorang hamba yang mendekatkan diri kepadanya dengan melakukan nawafil, amalan sunah. Kita bisa memperbanyak shalat sunnah, bersedekah, berjihad, membaca Al-Qur’an, dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Kita sangat berharap semua amalan itu bisa mendatangkan banyak pahala. Tapi, kita lebih berharap lagi mendapat cintai dan ridha Allah swt.

5. Disyariatkan pula kita melakukan takbir muthlaq –yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied– dan takbir muqayyad –yaitu takbir yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama’ah. Bagi kita yanga sedang tidak berhaji, takbir dimulai dari sejak Zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

6. Berkurban. Bisa kita lakukan pada Hari Raya Qurban dan Hari-hari Tasyriq. Ibadah ini adalah sunnah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Muhammad saw. mengukuhkannya menjadi syariat bagi kita. Sabda Nabi, “Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu”. (Hadits muttafaq ‘alaihi).

7. Dilarang mencabut atau memotong rambut dan kuku bagi orang yang hendak berkurban. Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: “Jika kamu melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya.” Dalam riwayat lain, “Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban.”

Hal ini untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah, “Dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan.” [QS. Al-Baqarah (2): 196]. Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban.

8. Melaksanakan shalat Iedul Adha dan mendengarkan khutbahnya. Bahkan, anak-anak dan wanita-wanita yang sedang haidh pun diperintahkan Nabi saw. untuk hadir bersama jama’ah shalat ied di tanah lapang untuk mendengarkan khutbah.

by: Dakwatuna.com

lanjut baca qaqa ^_^ - 8 Ibadah di Bulan Dzulhijjah

MOMENTUM DZULHIJJAH

Kasih sayang Allah kepada hamba-Nya memang tak kenal henti. Setelah kita dimanjakan dengan obral pahala dan ampunan pada bulan Ramadhan, kini kesempatan yang sama kembali hadir. Kasih sayang Allah yang spesial kembali tersaji pada bulan Dzulhijjah.

Keistimewaan dalam 10 hari pertama bulan ini memang tampaknya tidak sepopuler dengan keistimewaan 10 hari terakhir Ramadhan. Padahal, jika ditilik dan direnungi lebih dalam, bobot pahala yang ditawarkannya juga cukup besar. Dalam Alquran secara tersirat disebutkan keutamaan 10 hari pertama Dzulhijjah. Allah berfirman, 'Demi fajar dan malam yang sepuluh." (Al-Fajar [89]: 1-2). Ibnu Katsir menerangkan bahwa yang dimaksud malam 10 adalah 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah. Sumpah Allah atas 10 hari pertama bulan ini menunjukkan kemuliaan hari-hari tersebut. Sebab, salah satu hikmah di balik sumpah Allah atas makhluk-Nya adalah untuk menginformasikan kemuliaan dan keagungan makhluk tersebut.

Kemuliaan 10 hari pertama Dzulhijjah disebutkan pula dalam hadis. 'Tiada hari-hari yang paling agung di sisi Allah dan dicintai-Nya untuk beramal di dalamnya daripada 10 hari (Dzulhijjah) ini, maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid.' (HR Bukhari) Pada 10 hari pertama ini pula, kita dianjurkan banyak melaksanakan puasa. Imam Nawawi berkata tentang puasa 10 hari pertama ini, 'Sesungguhnya ia sangat dianjurkan.'

Yang lebih hebat lagi dan patut menjadi motivasi bagi kita adalah pada hari Arafah. Pada hari itu kaum Muslimin yang tidak melaksanakan haji kembali diberikan kesempatan menghapus dosa. Rasulullah bersabda tentang puasa Arafah ini, 'Yaitu menjadi jaminan Allah untuk menghapus (dosa-dosa hamba) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.' (HR Muslim) Momentum seperti ini memang Allah berikan kepada hamba-Nya sebagai sugesti agar selalu bergairah dalam melaksanakan ibadah. Dari segi waktu sugesti dan motivasi seperti inipun cukup beragam. Ada yang sifatnya tahunan, bulanan, mingguan, dan harian.

Untuk yang tahunan seperti puasa Ramadhan dan 10 hari terakhir bulan Dzulhijjah. Untuk yang bulanan semisal puasa bidh (puasa tiga hari setiap bulan). Adapun yang mingguan adalah shalat Jumat. Dan shalat lima waktu adalah contoh ibadah harian yang di dalamnya juga banyak keutamaan-keutamaan luar biasa.

Momentum-momentum seperti ini di samping sebagai ajang mengais pahala dan menghapus dosa, juga merupakan ajang latihan. Kehadirannya akan mengondisikan hati-hati kita agar senantiasa berada dalam nuansa ibadah dan kedekatan diri kepada Allah. Dan secara otomatis akan membuat kita lebih cerdik dan proporsional dalam menyikapi gemerlap dunia. Wallahu a′lam bish-shawab.

Sumber: republika.co.id

lanjut baca qaqa ^_^ - MOMENTUM DZULHIJJAH

Kamis, 04 Desember 2008

Mencintai Kebersihan

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al-Baqarah: 222)

"Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan." (HR. Imam Turmuzi)

Kedudukan di sisi Allah dapat kita capai dengan cinta kita terhadap kebersihan. Nabi Muhammad saw mencintai kebersihan. Rasulullah setelah wudhu selalu bersiwak atau menggosok giginya. Demikian pula sesudah makan dan menjelang tidur. Rasul paling lambat mengguntingkan kukunya seminggu sekali dan pada hari Jum`at. Sangat beruntung bagi orang yang terus-menerus mensucikan dirinya dan mensucikan dirinya dari barang-barang yang bukan miliknya. Yang paling penting barang yang kita punya harus lebih murah dari diri kita. Barang-barang yang mubajir dan tidak bermanfaat harus dia amalkan. Ini akan membuat lebih ringan hisabnya.

Ciri-ciri orang yang hidupnya kotor yaitu tidak merasa dirinya banyak dosa, zuhud ada nya pada orang yang kaya yang tidak terikat oleh kekayaan. Kemuliaan bagi orang yang tidak punya yaitu niatnya selalu dan ikhtiar yang selalu maksimal, kita terhina jika kita tidak punya uang. Sederhana tidak identik dengan kemuliaan, kalau didalam dirinya masih ada riya. Semoga di bulan ramadhan ini kita tidak terpikat oleh dunia yang mampir hanya sejenak. (imm)
lanjut baca qaqa ^_^ - Mencintai Kebersihan

Rabu, 03 Desember 2008

KITA BAHAGIA BILA........

Oleh: dudung.net Manusia bahagia bila ia bisa membuka mata. Untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti. Manusia bisa bahagia bila ia mau membuka mata hati. Untuk menyadari, betapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri. Agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus. Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati, berusaha meraih yang tidak dapat diraih, memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri yang ada. Manusia buta, karena egois dan hanya memikirkan diri, tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik, selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar karena serakah. Ada teman yang begitu mencintai, namun tidak diindahkan, karena memilih, menilai dan menghakimi sendiri. Memilih teman dan mencari-cari, padahal di depan mata ada teman yang sejati. Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah, ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling disayang, selalu menjadi pusat perhatian, selalu dinomorsatukan. Padahal, semua manusia memiliki peranan, hebat dan no. satu dalam satu hal, belum tentu dalam hal lain, dicintai oleh satu orang belum tentu oleh orang lain. Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri, jikalau berharap dari orang lain, siaplah ditinggalkan, siaplah dikhianati. Kita akan bahagia bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai orang lain, dan mau menerima orang lain. Percayalah kepada Tuhan, dan bersyukurlah kepadanya, bahwa kita selalu diberikan yang terbaik sesuai usaha kita, tak perlu berkeras hati, Ia akan memberi kita di saat yang tepat apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini, masih ada esok hari. Berusaha dan bahagialah karena kita dicintai begitu banyak orang.
lanjut baca qaqa ^_^ - KITA BAHAGIA BILA........

Etika Berkomunikasi Lewat Telpon

Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda hubungi sebelum anda menelpon agar anda tidak mengganggu orang yang sedang tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain.

Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via telepon, karena manusia mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja.

Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan, karena khawatir orang yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan penting atau mempunyai janji dengan orang lain.

hendaknya wanita tidak memperindah suara di saat ber-bicara (via telpon) dan tidak berbicara melantur dengan laki-laki. Allah berfirman yang artinya: “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik”. (Al-Ahzab: 32).

Maka hendaknya wanita berhati-hati, jangan berbicara diluar kebiasaan dan tidak melantur berbicara dengan lawan jenisnya via telepon, apa lagi memperpanjang pembicaraan, memperindah suara, memperlembut dan lain sebagainya.

Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan ucapan Assalamu`alaikum, karena dia adalah orang yang datang, maka dari itu ia harus memulai pembicaraannya dengan salam dan juga menutupnya dengan salam.

Tidak memakai telpon orang lain kecuali seizin pemilik-nya, dan itupun bila terpaksa.

Tidak merekam pembicaraan lawan bicara kecuali seizin darinya, apapun bentuk pembicaraannya. Karena hal tersebut merupakan tindakan pengkhianatan dan mengungkap rahasia orang lain, dan inilah tipu muslihat. Dan apabila rekaman itu kamu sebarluaskan maka itu berarti lebih fatal lagi dan merupakan penodaan terhadap amanah. Dan termasuk di dalam hal ini juga adalah merekam pembicaraan orang lain dan apa yang terjadi di antara mereka. Maka, ini haram hukumnya, tidak boleh dikerjakan!

Tidak menggunakan telepon untuk keperluan yang negatif, karena telepon pada hakikatnya adalah nikmat dari Allah yang Dia berikan kepada kita untuk kita gunakan demi memenuhi keperluan kita. Maka tidak selayaknya jika kita menjadikannya sebagai bencana, menggunakannya untuk mencari-cari kejelekan dan kesalahan orang lain dan mencemari kehormatan mereka, dan menyeret kaum wanita ke jurang kenistaan. Ini haram hukumnya, dan pelakunya layak dihukum.

lanjut baca qaqa ^_^ - Etika Berkomunikasi Lewat Telpon