Senin, 12 Januari 2009

MEMORI TENTANGMU TAK KAN PERNAH HILANG

Jum’at, 09 January 2008, Jam 22.08 wita Telpon berdering, *masih belum sadar, mungkin pengaruh obat sore tadi* kudengar sudah ada yang menjawab telpon itu. Masih dalam keadaan belum sadar total, ku rasa ada yang membuka pintu kamarku “biarmi, muti sudah tidur jangan diganggu”, tak ku ingat itu suaranya siapa. Dan melanjutkan tidurku, aseli efek obatnya parah banget… ASELI OBAT TIDUR euy… Sabtu, 10 Januari 2008, Jam 00.04 wita Bangun, dan keluar mencari Hp.. “meninggalki kak Ishak”, kata si bungsu dengan informasinya. “Kak Ishaq siapa?”, tanyaku. “Kak Ishaq Gowa temannya Om Acci”, jawabnya.. “INNALILLAH WA INNA ILAIHI ROJIUN” *serasa kesambar petir, perasaan kehilangan* Ya Allah… Tak bisa tertahan, air mataku mengalir dengan derasnya… tanpa bertanya penyebabnya… Jam 08.00 wita Telpon bordering, giliranku yang menerimanya. “Assalamu’alaikum”*suaranya Om Acci, “Wa’alaikum Salam, mana Munir”, jawab dan perintahnya. Refleks ku serahkan gagang telpon itu. Pembicaraan yang singkat, dan bisa kutangkap pembicaraan tentang KECALAKAAN MAUT yang merenggut nyawa, Sodara, om, kakak, sahabat… Jam 09.00 wita Perjalanan menuju rumah duka, lumayan perjalanan kuarang lebih sejam yang seharusnya membuat lelah, tapi kali ini tidak buatku.. mungkin karena perasaan yang tak karuan ditambah dengan hujan yang tak henti-hentinya.. Jam 10.30 wita Tiba dirumah duka, disambut dengan suasana banjir air mata dari banyak pasang mata (tak sempat kuhitung, yang pasti tidak ada space untuk berjalan ke tempat pembaringan jenazah). Di dalam RUKO (rumah toko) dipenuhi akhwat dan ikhwan memadati teras 3 RUKO (konon kabarnya, milik pribadi Almarhum dan Istri, Subhanallah).. Ratusan orang telah memadati rumah itu, mulai dari sodara, keluarga, sahabat, tetangga dan pengagum beliau. Terlihat Sang Istri yang masih berat menerima kenyataan *Rabbi, betapa sakitnya perasaan itu.. Ketika usia pernikahan baru menginjak 10 bulan dan harus ditinggalkan orang yang dicintainya*, terlihat rasa sakit yang tidak bisa dibendung… Sakit… sakit… *yaa, saya pun merasakannya… sakit… tak percaya… tapi ini sudah mejadi ketentuanMu* Jam 12.00 wita Jenazah disholatkan di Masjid terdekat dan jam 12.15 wita Jenazah pun siap diantar ke peristirahatan terakhir. Mata-mata yang ada disana tak sanggup menahan adrenalin untuk tidak mengeluarkan airnya.. PERJUMPAAN TERAKHIR dengan SANG PEJUANG. Hujan semakin deras, tapi tidak menyurutkan langkah para pelayat maupun penyelenggara jenazah untuk mempercepat proses pemakaman. (Mengantarkan memoriku pada proses pemakaman Uzt. Rahmat Abdullah dalam cuaca hujan, yang saya lihat di film “Sang Murabbi”)… SELAMAT JALAN PEJUANG, KU KAN SELALU MENGENANGMU….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan komentarnya yah.....