Senin, 20 Desember 2010

TAHUN BARUAN MASEHI Bagian dari Perayaan Natal

Tahun baru Masehi yang jatuh tiap tanggal 1 Januari merupakan salah satu hari raya umat Kristiani yang paling banyak dirayakan oleh umat-umat lain di seluruh dunia. Walau umat Islam memiliki tahun barunya sendiri yang disebut Tahun Baru Hijriyah, umat Konfusian merayakan tahun baru Imlek, umat Hindu Bali merayakan tahun baru Saka, demikian pula dengan agama-agama dan kepercayaan lain, namun untuk tahun baru Masehi, semuanya sepertinya sepakat untuk bersama-sama merayakannya. Di Indonesia dan juga di seluruh dunia, tiap tahun memasuki bulan Desember, seluruh pelosok kota-kota besar berbenah mempercantik diri. Bola lampu warna-warni dipasang menerangi jalan, hotel-hotel memasang lampu hias bertuliskan "Merry Christmas and Happy New Year", toko-toko, supermarket, cafe, diskotik, semua tempat agaknya tak mau ketinggalan dalam momen yang satu ini. Tukang-tukang terompet mulai memenuhi tiap sudut jalan menjajakan terompet aneka bentuk dan warna. Tukang balon pun tak mau kalah. Teve-teve pun mengemas beragam acara khusus menyambut saat pergantian tahun. Sejak sore hari, di penghujung Desember, jalan-jalan telah dipenuhi anak-anak muda yang berlalu lalang dengan terompetnya. Kian malam suasana kian meriah. Tepat jam 00.00, udara dipenuhi hingar bingar suara terompet, klakson, petasan. Tak jarang di langit pun meriah bertabur cahaya kembang api. Ini terjadi di mana-mana. Sangat jarang ada anak muda yang tidak perduli dengan perayaan yang satu ini. Semua senang, semua bahagia. NATAL DAN TAHUN BARU DALAM AGAMA MASEHI Perayaan tahun baru Masehi tidak bisa lepas dari perayaan Hari Natal, 25 Desember. Orang-orang Romawi setelah merayakan hari Brumalia yang berupa hari penyembahan Dewa Matahari, pada tanggal 1 Januari merayakan hari perpisahan dengan matahari tua dan penyambutan terhadap matahari muda. Sistem penanggalan Masehi juga disebut Kalender Gregorian. Kalender Gregorian merupakan sistem penanggalan yang paling banyak digunakan di Dunia Barat. Kalender Gregorian sebenarnya merupakan revisi dari Kalender Julian. Ia pertama kali diusulkan oleh Doktor Aloysius Lilius, dari Napoli, Italia dan dituruti oleh Pope Gregory XIII pada tanggal 24 Februari 1582. Kalender ini dibuat karena sistem penanggalan Kalender Julian dinilai kurang tepat, sebab permulaan musim bunga (21 Maret) semakin maju sehingga perayaan Easter yang sudah disepakati sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 Masehi tidak tepat lagi. PERBEDAAN DENGAN KALENDER JULIAN Satu tahun dalam kalender Julian berlangsung selama 365,25 hari. Namun karena rotasi bumi terhadap matahari hanya berlangsung selama 365,2422 hari, maka setiap satu millenium, Kalender Julian akan berlebih 7 hingga 8 hari. Masalah ini kemudian diperbaiki dengan adanya kalender Gregorian dengan dicantumkannya hari-hari lompat di bulan-bulan tertentu. Pada Kalender Julian, setiap tahun yang boleh dibagi dengan 4 merupakan tahun lompat. Tetapi pada kalender Gregorian, tahun yang boleh dibagi dengan 100 hanya dianggap sebagai tahun lompat, jika tahun ini juga boleh dibagi dengan 400. Contohnya, tahun 1700, 1800 dan 1900 bukan tahun lompat. Tetapi tahun 1600 dan 2000 merupakan tahun lompat. Dengan ini Kalender Gregorian mempunyai 365,2425 hari setahun. Setelah Kalender Gregorian diberlakukan, tidak semua negara mau memakainya. Baru beberapa abad kemudian, hampir semua negara Barat memakainya. Rusia misalnya, baru memakai pada tahun 1918, sehingga Revolusi Komunis Rusia yang sekarang diperingati setiap tanggal 7 November, dalam sejarah tetap disebut sebagai Revolusi Oktober. Walau demikian masih saja ada kelompok yang memakai kalender Julian. Gereja Timur atau Gereja Ortodoks Syria misalnya. Sejak tanggal 1 Januari 1622, tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai permualaan tahun. Sebelumnya, di setiap negara Eropa tahun barunya berbeda-beda. Sejak itu perayaan tahun baru 1 Januari dirayakan secara meriah dan menjadi bagian dari peribadatan agama Kristen. Di Brazil, pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Katholik berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang Dewa Lemanja, sang Dewa Laut. Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan satu lagi menghadap ke belakang). Di Jerman, terdapat kepercayaan yang menyatakan kalau mereka makan sisa hidangan pesta perayaan Tahun Baru di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang Kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa (Christendom), tahun baru Masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen juga sering diistilahkan dengan sebutan agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi. Tahun Baru Masehi yang jatuh tiap tanggal 1 Januari jelas merupakan bagian dari hari raya umat Kristen. Dengan mengikuti perayaan ini, seperti juga jika mengikuti perayaan Natal, Valentine Day atau pun yang lainnya, dengan disadari atau tidak, diakui atau tidak, siapa pun yang mengikutinya berarti telah mengakui Yesus sebagai Tuhannya. Islam sebagai agama yang lengkap telah memiliki sistem penanggalannya sendiri yang disebut sebagai kalender Hijriyah, yang bermula dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Tanggal 1 Muharram adalah hari tahun barunya umat Islam. Di hari inilah seharusnya umat Islam merayakannya dengan acara-acara yang lebih bermanfaat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟ “Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti cara/ jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai bila mereka masuk ke liang dhabb (binatang sejenis biawak yang hidup di padang pasir), niscaya kalian akan mengikuti mereka.” Kami berkata: “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu orang-orang Yahudi dan Nashara?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” [HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu 'anhu, lihat Al-Lu’lu Wal Marjan, hadits no. 1708] Wallahu A'lam bishawwab... hadanallahu waiyyakum... Sumber: Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween, So What? Rizki Ridyamara, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan komentarnya yah.....