Jumat, 06 Mei 2011

Virus-virus Ukhuwah **bag.2** Abu 'Ashim Hisyam bin Abdul Qadir Uqdah

LALAI MENJALANKAN IBADAH DAN MELANGGAR TUNTUNAN AGAMA Sejauh mana kadar takwa dan kebaikan yang anda lihat dari saudaramu, sejauh itulah tulusnya cinta dan persahabatan yang anda berikan padanya. Sejauh mana tingkat dzikir, ibadah, peringatan akan akhirat, perhatian terhadap ketaatan kepada Allah, dan dakwah di jalan-Nya yang memenuhi nuansa persahabatan dan pertemanan, sejauh itulah eratnya persabatan dan jalinan cinta yang terjalin di antara keduanya. Namun jika hubungan persahabatan kering dari makna-makna dzikir, ibadah, saling menasihati, mengingatkan perihal akhirat dan mendorong semangat dakwah, maka kegersangan ukhuwah akan semakin terasa, lalu beralih menjadi permainan (lagha) dan perdebatan sia-sia. Hati bertambah keras dan cepat bosan, sementara lagha (perkataan dan perbuatan sia-sia) membuka gerbang keru-sakan dan perselisihan, yang pada akhirnya terjelmalah dosa sebagai dinding pemisah yang memburaikan ikatan ukhuwah dan memisahkan dua sahabat. Dalam sebuah hadith shahih, Rasulullah shallallahu. 'alaihi wa sallam bersabda:
"Tidaklah dua orang yang saling berkasih sayang karena Allah berpisah, kecuali
disebabkan oleh dosa yang dilakukan oleh salah seorang di antara keduanya.”48
Dosa yang dilakukan tersebut tidak semestinya berhubungan dengan saudaramu, namun bentuk dosa apa pun yang dilakukan oleh seseorang dapat menjadi faktor hilangnya seluruh sahabat dekat dan saudaranya satu demi satu. Misalnya dosa yang berhubungan dengan masalah keuangan, lantaran meninggalkan kewajiban, perbuatan tidak terpuji, mengucapkan kata-kata jelek, ghibah, menjatuhkan wibawa dan kepribadian orang lain, memperolok-olok, dan berbagai perbuatan maksiat lainnya. Dosa karena perbuatan-perbuatan maksiat di atas dapat mengakibatkan hilangnya rasa cinta dan ukhuwah, baik secara langsung mahupun tidak langsung - sebagai balasan atas maksiat, yaitu dengan hilangnya sahabat-sahabat yang mencintaimu. Sebagai contoh, sahabatmu merasa jika berdekatan denganmu akan menggiringnya ke dalam maksiat, diam dengan kemungkaran, lebih mengingatkan perihal duniawi dan melupakan dzikir serta akhirat, lalai beribadah, dan menjauhkan dari kegiatan-kegiatan dakwah. Dengan alasan-alasan tersebut, rasa cintanya semakin terkikis dan lebih menyukai bergaul dengan orang lain. Sesungguhnya kelebihan hubungan ukhuwah karena Allah adalah karena yang terlibat di dalamnya senantiasa mengingatkan masalah-masalah akhirat, seperti yang dinyatakan oleh al-Hasan rahimahullah: "Sahabat lebih kami cintai daripada keluarga sendiri, karena sahabat mengingatkan kita akan akhirat, sedang keluarga mengingatkan kita akan dunia." Dengan demikian, jika seorang sahabat cenderung mengingatkanmu dengan masalah-masalah duniawi, kelebihan apa lagi yang masih tersisa darinya? Untuk itu, jika engkau ingin memiliki sahabat-sahabat yang menghargai dan menghormatimu, hendaklah engkau mulai dengan memperbaiki hubunganmu dengan Allah, komitmen dengan ketentuan syari'at dan hukum-hukumNya, jauhkan dirimu dari maksiat dan dosa.
'Seorang bijak berkata: "Barangsiapa yang menghendaki kemuiliaan tanpa keluarga, kaya tanpa harta, kedudukan di antara sahabat, wibawa di mata penguasa, maka hendaknya ia mampu membebaskan diri dari belenggu maksiat menuju taat kepada Allah."
Di antara bentuk pelanggaran syari'at yang dapat menghancurkan cinta imani, bahkan dapat mengakibatkan permusuhan adalah mahabbah syaitaniyyah (cinta yang didorong oleh nafsu syaitan). Hal ini dapat terjadi jika hubungan yang terjalin antara dua insan berjalan tidak wajar dan membawanya dalam keadaan yang serba tidak menentu, khawatir dan lemah, sehingga ketika dalam shalat pun ia masih mengingat dan merasakan kehadirannya. Ia tidak suka apabila sahabatnya berkenalan dengan orang lain atau bergaul dengan orang lain, benci dengan setiap orang yang mahu menjalin hubungan dengannya, bahkan mungkin beberapa kawannya merasa dirugikan oleh keberadaannya, kecemburuan yang muncul kepadanya seakan-akan kecemburuan terhadap istrinya sendiri. Model cinta seperti itu bukanlah cinta imani, melainkan cinta syaitan atau nafsu syahwat yang lebih mendekati al-'isyq (cinta kerana nafsu), yang dibangun atas dasar keakraban belaka, penampilan luar, paras muka, dan semisalnya. Cinta seperti ini justru akan menjerumuskan ke dalam kenistaan, permusuhan, dan sikap saling menjauhi. Kerana segala sesuatu yang tidak dibangun kerana Allah akan terputus, namun jika kerana Allah akan tetap kekal dan bersambung. Sebagaimana keindahan rupa tidak menjamin kebaikan dirinya.
jangan terpedaya dengan keelokan rupa
sungguh banyak wanita cantik yang buruk pribadinya
tidak selamanya yang kuning mengkilap adalah uang emas
kalajengking kuning adalah jenis yang paling jelek dan berbahaya.
Dzur-Rummah menjadikan air sebagai perumpamaan bagi orang yang baik lahirnya namun jahat batinnya. Ia berujar: tidakkah kau tahu; kadang air itu busuk baunya walau warnanya tetap putih jernih Suatu ketika, seorang bijak melihat orang yang sangat tampan.
Lalu ia berkata: "Memang,rumah itu indah, tapi penghuninya jelek." Jahzhah, seorang sastrawan Arab kemiidian mengambil makna ungkapan tersebut dalam bait puisinya:
seringkali perbedaan itu nampak jelas sekali
antara rumah indah namun penghuninya tidak berakhlak yang baik..
Adapun cinta imani membawa ketenteraman dan kedaimaian, terus mendorong untuk taat dan mendekatkan diri dengan Allah, ia bertambah kukuh dengan ketaatan sahabat yang dicintai kepada Allah, dan berkurang kerana kelalaiannya atas hak-hak Allah Subhanahu waTa'ala. Suatu hal yang mesti diperhatikan, walaupun ukhuwah begitu penting dan memiliki berbagai dampak positif, namun Islam senantiasa menganjurkan untuk memposisikan segala sesuatu dalam kerangka yang seimbang. Sikap berlebihan (ekstrem) tidak dapat diterima dalam bentuk apa pun, ia merupakan sikap abnormal yang dapat menjerumuskan ke dalam kenistaan dan kelalaian.
*bersambung*
lanjut baca qaqa ^_^ - Virus-virus Ukhuwah **bag.2** Abu 'Ashim Hisyam bin Abdul Qadir Uqdah

Minggu, 01 Mei 2011

Virus-virus Ukhuwah **bag.1** Abu 'Ashim Hisyam bin Abdul Qadir Uqdah

Bismillahirrahmanirrahim.... setelah sekian lama tidak mengupdate blog, kali ini saya akan berbagi sesuatu dari buku yang telah saya baca... buku lama sih, tapi saya rasa tak ada salahnya untuk dibagi :D (ngotot).. Judul Bukunya adalah "Virus-virus Ukhuwwah" sesuai judul postingan kali ini, dan insyaAllah saya posting tidak sekaligus (menghindari kebosanan) tapi perbagian.. Virus-virus Ukhuwah Rasulullah SAW bersabda :“Bertakwalah kepada Allah dimana saja engkau berada. Ikuti-lah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan tadi akan menghapus kejelekan, dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik.” Seorang Badui (masyarakat pedalaman Arab/nomad) pernah ditanya: "Siapakah orang yang paling baik pergaulannya?" Ia menjawab: "Ia adalah orang yang jika dekat ingin memberi, jika berpisah memuji, jika disakiti memberi maaf, dan jika ditekan tetap lapang dada. Siapa yang mendapatkan orang seperti ini, maka dia telah beruntung dan sukses." Seorang dari suku Quraisy berkata: "Bergaullah dengan manusia sehingga jika engkau jauh, mereka merindukanmu, dan jika engkau mati, mereka menangisimu." (Abu Hayyan at-Tauhidi, al-Mukhtar minash-Shadaqah wash-Shadiq, hlm. 93. 19 ) Ini merupakan ungkapan yang amat berharga, membuka peluang seluas-luasnya untuk terus berpacu dan berijtihad dalam mencari sarana-sarana yang dapat merealisasikan pergaulan yang baik. Adapun pembahasan detail mengenai masalah ini mencakup aspek-aspek yang tidak terbatas selama masih dajam lingkup tema pergaulan yang baik. Sementara pembahasan berikut ini, mengenai virus-virus atau noda-noda perusak ukhuwah - yang harus kita hindari - tidak lebih dari upaya agar mampu mewujudkan pergaulan yang baik di antara kita. Untuk itu, kita mulai membahasnya secara detil.
TAHUKAH ENGKAU,
DIMANA IA BERSEMAYAM?1
tahukah engkau, di mana ia bersemayam?
dialah saudaramu...ke mana ia melangkah?
sanggupkah matamu memandangnya?
sedang matanya tak sanggup menatapmu?
saudaramu hidup laksana sejarah
berjalan beriringan mengikuti langkahmu
tanpa bahasa yang dapat menyapa
bercucur air mata jika bersua
jika bumi menghimpitnya
hanya hatimu tempal mengadu
engkau bermurah hati tanpa pamrih
memupus duka nestapa yang ia derita
engkau memikul beban bertl tanggungannya
ketika letih pilu merasuk kedua bahunya
jika bumi menghimpitnya
hanya hatimu tempat mengadu
engkau selimutkan tirai di sekujur tubuhnya
ketika syaitan datang memperdayanya
engkau tersenyum bangga dengan ranum buah akhindit
engkau bahagia pula dengan kesuburan
ladang dunia saudaramu
jika bumi menghimpitnya
hanya hatimu tempat mengadu
Saudara kita adalah seluruh Umat Islam dibelahan bumi manapun, persaudaraan kita adalah persaudaraan Islamiyyah, Satu keimanan, Satu Tuhan yaitu Allah SWT, Nabi Muhammad SAW panutan kita, persaudaraan kita adalah persaudaraan lintas teritorial, kita tidak mengenal batas negara, tidak mengenal ras, suku atau warna kulit. kita tidak mengenal paham nasionalisme yang telah memecah persaudaraan kita.
Musuh kita adalah orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-nya, yaitu mereka adalah orang-orang dari golongan Munafirun wal Musyrikun..
TAMAK AKAN KENIKMATAN DUNIA Mungkin Anda bertanya: adakah hubungan antara cinta yang terjalin antara dua insan, dengan sifat tamak akan kenikmatan dunia yang ada pada salah seorang di antara mereka atau keduanya? Secara pasti, jawabannya adalah: ya! Jika sifat tamak akan kenikmatan dunia dan ketertarikan dengan apa-apa yang dimiliki oleh kebanyakan orang, sebagai faktor dominan yang mendorongnya untuk membangun cinta dengan orang lain. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berzuhudlah dari kenikmatan dunia, nescaya Allah akan mencintaimu, dan berzuhudlah dari apa-apa yang dimiliki oleh manusia, nescaya mereka mencintaimu. " Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan kurnia Rabb-mu adalah lebih baik dan lebih kekal" (Thaha [20]: 131). Banyak kasus dua orang sahabat yang saling mencintai dengan tulus sehingga masing-masing merasa berat untuk berpisah dari kawannya, tibatiba sikap mereka berubah ketika tergiur dengan gemerlap dunia dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Apa yang akan kita lakukanseandainya ada peluang rizki di mana kita dan saudara kita sama2 membutuhkan? Sering terjadi dua orang sahabat saling bersaing, saling jegal demi mendapatkan satu pekerjaan. Di sinilah sifat itsar (mendahulukan saudara) kita diuji. Sebaik-sebaik sifat itsar adalah yang seperti dilakukan oleh kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin sebagaimana diabadikan dalam QS. Al Hasyr : 9 berikut ini. "Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung"
lanjut baca qaqa ^_^ - Virus-virus Ukhuwah **bag.1** Abu 'Ashim Hisyam bin Abdul Qadir Uqdah