LALAI MENJALANKAN IBADAH DAN MELANGGAR TUNTUNAN AGAMA
Sejauh mana kadar takwa dan kebaikan yang anda lihat dari saudaramu, sejauh itulah tulusnya cinta dan persahabatan yang anda berikan padanya. Sejauh mana tingkat dzikir, ibadah, peringatan akan akhirat, perhatian terhadap ketaatan kepada Allah, dan dakwah di jalan-Nya yang memenuhi nuansa persahabatan dan pertemanan, sejauh itulah eratnya persabatan dan jalinan cinta yang terjalin di antara keduanya.
Namun jika hubungan persahabatan kering dari makna-makna dzikir, ibadah, saling menasihati, mengingatkan perihal akhirat dan mendorong semangat dakwah, maka kegersangan ukhuwah akan semakin terasa, lalu beralih menjadi permainan (lagha) dan perdebatan sia-sia.
Hati bertambah keras dan cepat bosan, sementara lagha (perkataan dan perbuatan sia-sia)
membuka gerbang keru-sakan dan perselisihan, yang pada akhirnya terjelmalah dosa sebagai
dinding pemisah yang memburaikan ikatan ukhuwah dan memisahkan dua sahabat. Dalam
sebuah hadith shahih, Rasulullah shallallahu. 'alaihi wa sallam bersabda:
lanjut baca qaqa ^_^ -
Virus-virus Ukhuwah **bag.2** Abu 'Ashim Hisyam bin Abdul Qadir Uqdah
"Tidaklah dua orang yang saling berkasih sayang karena Allah berpisah, kecuali
disebabkan oleh dosa yang dilakukan oleh salah seorang di antara keduanya.”48
Dosa yang dilakukan tersebut tidak semestinya berhubungan dengan saudaramu, namun
bentuk dosa apa pun yang dilakukan oleh seseorang dapat menjadi faktor hilangnya seluruh
sahabat dekat dan saudaranya satu demi satu. Misalnya dosa yang berhubungan dengan masalah
keuangan, lantaran meninggalkan kewajiban, perbuatan tidak terpuji, mengucapkan kata-kata
jelek, ghibah, menjatuhkan wibawa dan kepribadian orang lain, memperolok-olok, dan berbagai
perbuatan maksiat lainnya.
Dosa karena perbuatan-perbuatan maksiat di atas dapat mengakibatkan hilangnya rasa cinta dan ukhuwah, baik secara langsung mahupun tidak langsung - sebagai balasan atas maksiat, yaitu dengan hilangnya sahabat-sahabat yang mencintaimu. Sebagai contoh, sahabatmu merasa jika berdekatan denganmu akan menggiringnya ke dalam maksiat, diam dengan kemungkaran, lebih mengingatkan perihal duniawi dan melupakan dzikir serta akhirat, lalai beribadah, dan menjauhkan dari kegiatan-kegiatan dakwah. Dengan alasan-alasan tersebut, rasa cintanya semakin terkikis dan lebih menyukai bergaul dengan orang lain.
Sesungguhnya kelebihan hubungan ukhuwah karena Allah adalah karena yang terlibat di dalamnya senantiasa mengingatkan masalah-masalah akhirat, seperti yang dinyatakan oleh al-Hasan
rahimahullah: "Sahabat lebih kami cintai daripada keluarga sendiri, karena sahabat mengingatkan
kita akan akhirat, sedang keluarga mengingatkan kita akan dunia."
Dengan demikian, jika seorang sahabat cenderung mengingatkanmu dengan masalah-masalah duniawi, kelebihan apa lagi yang masih tersisa darinya? Untuk itu, jika engkau ingin memiliki sahabat-sahabat yang menghargai dan menghormatimu, hendaklah engkau mulai dengan memperbaiki hubunganmu dengan Allah, komitmen dengan ketentuan syari'at dan hukum-hukumNya, jauhkan dirimu dari maksiat dan dosa.
'Seorang bijak berkata: "Barangsiapa yang menghendaki kemuiliaan tanpa keluarga, kaya tanpa harta, kedudukan di antara sahabat, wibawa di mata penguasa, maka hendaknya ia mampu membebaskan diri dari belenggu maksiat menuju taat kepada Allah."
Di antara bentuk pelanggaran syari'at yang dapat menghancurkan cinta imani, bahkan dapat mengakibatkan permusuhan adalah mahabbah syaitaniyyah (cinta yang didorong oleh nafsu syaitan). Hal ini dapat terjadi jika hubungan yang terjalin antara dua insan berjalan tidak wajar dan membawanya dalam keadaan yang serba tidak menentu, khawatir dan lemah, sehingga ketika dalam shalat pun ia masih mengingat dan merasakan kehadirannya. Ia tidak suka apabila sahabatnya berkenalan dengan orang lain atau bergaul dengan orang lain, benci dengan setiap orang yang mahu menjalin hubungan dengannya, bahkan mungkin beberapa kawannya merasa dirugikan oleh keberadaannya, kecemburuan yang muncul kepadanya seakan-akan kecemburuan terhadap istrinya sendiri.
Model cinta seperti itu bukanlah cinta imani, melainkan cinta syaitan atau nafsu syahwat yang lebih mendekati al-'isyq (cinta kerana nafsu), yang dibangun atas dasar keakraban belaka, penampilan luar, paras muka, dan semisalnya. Cinta seperti ini justru akan menjerumuskan ke dalam kenistaan, permusuhan, dan sikap saling menjauhi. Kerana segala sesuatu yang tidak dibangun kerana Allah akan terputus, namun jika kerana Allah akan tetap kekal dan bersambung. Sebagaimana keindahan rupa tidak menjamin kebaikan dirinya.
jangan terpedaya dengan keelokan rupa
sungguh banyak wanita cantik yang buruk pribadinya
tidak selamanya yang kuning mengkilap adalah uang emas
kalajengking kuning adalah jenis yang paling jelek dan berbahaya.
Dzur-Rummah menjadikan air sebagai perumpamaan bagi orang yang baik lahirnya namun jahat batinnya. Ia berujar: tidakkah kau tahu; kadang air itu busuk baunya walau warnanya tetap putih jernih
Suatu ketika, seorang bijak melihat orang yang sangat tampan. Lalu ia berkata: "Memang,rumah itu indah, tapi penghuninya jelek."
Jahzhah, seorang sastrawan Arab kemiidian mengambil makna ungkapan tersebut dalam bait puisinya:
seringkali perbedaan itu nampak jelas sekali
antara rumah indah namun penghuninya tidak berakhlak yang baik..
Adapun cinta imani membawa ketenteraman dan kedaimaian, terus mendorong untuk taat
dan mendekatkan diri dengan Allah, ia bertambah kukuh dengan ketaatan sahabat yang dicintai
kepada Allah, dan berkurang kerana kelalaiannya atas hak-hak Allah Subhanahu waTa'ala. Suatu
hal yang mesti diperhatikan, walaupun ukhuwah begitu penting dan memiliki berbagai dampak
positif, namun Islam senantiasa menganjurkan untuk memposisikan segala sesuatu dalam
kerangka yang seimbang. Sikap berlebihan (ekstrem) tidak dapat diterima dalam bentuk apa pun, ia
merupakan sikap abnormal yang dapat menjerumuskan ke dalam kenistaan dan kelalaian.
*bersambung*