tag:blogger.com,1999:blog-70456090880197646742024-03-06T12:49:05.894+08:00Pondok Mutiahmasa lalu, kini dan nantiAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.comBlogger113125tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-89465181619075881792014-06-09T20:05:00.001+08:002014-06-09T21:03:31.515+08:00Jangan Khawatir, Tak Ada Yang Tertukar di Tangan Allah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya mau bercerita sedikit tentang pengalaman saya beberapa pekan lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanggal 13 Mei kemarin saya dapat panggilan interview dari salah satu perusahaan swasta bertaraf internasional, sebagai Account Manager di perusahaan tersebut. Setelah <i>searching </i>di <a href="https://www.google.com/search?q=tugas+dan+tanggung+jawab+account+manager&oq=tugas+dan+kerja+Account+Manag&aqs=chrome.1.69i57j0l2.12541j0j1&client=ubuntu-browser&sourceid=chrome&ie=UTF-8" target="_blank">Google tugas dan kerja seorang Account Manager</a> saya pun memantapkan diri untuk ikut interview yang telah ditentukan waktu dan tempatnya oleh Si Mbak Recruitment Corporate Sales (namanya sebut saja Mawar, hehe). FYI, peserta interview saat itu ada 4 orang dan hanya 1 orang yang akan diterima untuk Regional Makassar, naah looh fiuuh :p <strike>H2C juga sih. </strike><br />
<strike><br /></strike></div>
<div style="text-align: justify;">
Singkat cerita, setelah ikut interview By Phone dan interview langsung oleh <i>User</i> saya pun dinyataan GAGAL.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah, ini adalah kado ulang tahun ke-27 yang terindah buat saya dari Allah (yang ke-27 loh, Dua Puluh Tujuh Tahun. Tiba-tiba saya bangga dengan angka 27) :D. Walaupun orang-orang disekitar saya merasa kecewa waktu saya memberitahu. Tapi disinilah tugas saya menjelaskan bahwa tidak ada 2 orang Juara 1 di dalam setiap pertandingan, yang penting di sinikan kita sudah berusaha semaksimal kita. iyakan?? :D (iyaah, hihihi cari teman :D ) Dan Alhamdulillah semuanya menerima dengan lapang dada dan bersikap biasa saja (tapi keliatan sih dari mukanya, mereka masih sedih. :D Santailah, <i>Life Is Never Flat </i><strike>halah</strike>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya dari awal saya merasa memang tidak berjodoh dengan perusahaan Advertising apalagi yang berskala Internasional, menurut yang saya ketahui biasanya perusahaan-perusahaan seperti ini masih sangat riskan menerima Tim baru yang berhijab Syar'i. Belum lagi posisi sebagai AM harus behubungan langsung dengan <i>Client </i>yang mungkin saja kebanyakan laki-laki, masa iya demi kerjaan saya rela berjabat tangan dengan Laki-laki bukan muhrim (masa ketemu <i>Client</i> gak pake jabat tangan, belum apa-apa tawarannya sudah ditolak :D). Belum lagi jika ketika Standar Berpenampilan Menarik menurut mereka yang jauh dari Syar'i :).<br />
<br />
Apalah artinya Gaji tinggi tapi Allah tidak meridhoi kerja-kerja kita :). Oh My God, Astaghfirullah :( . Tapi diluar itu semua, saya mendapat banyak pengalaman dan pelajaran dari ini semua :)<br />
<br />
Oiyah, tidak lupa saya haturkan banyak terima kasih buat semua yang telah mendoakan yang terbaik buat saya, <i>I love u all, thank u very much </i>:* :) ini yang terbaik.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-nV8bkRw8C-4/U5WiLgkhDSI/AAAAAAAABY4/3Mj2BN3Vqh4/s1600/kf-tulang-rusuk-takan-tertukar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-nV8bkRw8C-4/U5WiLgkhDSI/AAAAAAAABY4/3Mj2BN3Vqh4/s1600/kf-tulang-rusuk-takan-tertukar.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
Finally, tak habis-habisnya saya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk tetap belajar menjadi Seorang Entrepreneur kalo bahasa Indonesianya adalah Seorang Pengusaha .(lumayanlah buat bekal jadi calon <strike>Istri dan </strike><i><strike>Full Time Mother</strike> </i>hihi<i> </i>:) ). Waktu yang flexibel, tidak terikat oleh apapun, meskipun pendapatan tidak tetap yang peting berkah Alhamdulillah :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pribadi yakin bahwa <b>"REJEKI TIDAK PERNAH TERTUKAR". </b><strike>(begitupun dengan urusan Jodoh)</strike> :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Trus Apalagi yang kita khawatirkan?? ^_^ </div>
<div>
<br />
*mohon maap klo gambarnya gak nyambung, hehe* :D</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-38043037651343174372014-05-03T11:40:00.002+08:002014-05-03T11:40:50.019+08:00Untuk Orang Tua, Jangan Lakukan 37 Aktivitas ini Saat Mendidik Anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-3wQVNslTteU/U2RlCyZ509I/AAAAAAAABXY/wFs6qSlW-98/s1600/islamedia-co-abi-ummi-mendidik-anak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-3wQVNslTteU/U2RlCyZ509I/AAAAAAAABXY/wFs6qSlW-98/s1600/islamedia-co-abi-ummi-mendidik-anak.jpg" height="441" width="640" /></a></div>
Menikah kemudian dikaruniai amanah putra atau putri oleh Allah adalah sebuah kebahagian yang sangat luar biasa, namun tidak sedikit bagi para orang tua kurang berhati-hati dalam mendidik buah hatinya. Tanpa terasa cara mendidik yang dilakukan orang tua akan berpengaruh negatif kepada diri anak.<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Berikut 37 kebiasaan orang tua dalam mendidik anak yang dapat menghasilkan perilaku buruk pada anak</span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">1. Raja yang Tak Pernah Salah</b><br /><br />Sewaktu anak kita masih kecil dan belajar jalan tidak jarang tanpa sengaja mereka menabrak kursi atau meja. Lalu mereka menangis. Umumnya, yang dilakukan oleh orang tua supaya tangisan anak berhenti adalah dengan memukul kursi atau meja yang tanpa sengaja mereka tabrak. Sambil mengatakan, “Siapa yang nakal ya? Ini sudah Papa/Mama pukul kursi/mejanya…sudah cup….cup…diem ya..Akhirnya si anak pun terdiam.<br /><br />Ketika proses pemukulan terhadap benda benda yang mereka tabrak terjadi, sebenarnya kita telah mengajarkan kepada anak kita bahwa ia tidak pernah bersalah.<br /><br />Yang salah orang atau benda lain. Pemikiran ini akan terus terbawa hingga ia dewasa. Akibatnya, setiap ia mengalami suatu peristiwa dan terjadi suatu kekeliruan, maka yang keliru atau salah adalah orang lain, dan dirinya selalu benar. Akibat lebih lanjut, yang pantas untuk diberi peringatan sanksi, atau hukuman adalah orang lain yang tidak melakukan suatu kekeliruan atau kesalahan.<br /><br />Kita sebagai orang tua baru menyadari hal tersebut ketika si anak sudah mulai melawan pada kita. Perilaku melawan ini terbangun sejak kecil karena tanpa sadar kita telah mengajarkan untuk tidak pernah merasa bersalah.<br />Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan ketika si anak yang baru berjalan menabrak sesuatu sehingga membuatnya menangis?<br />Yang sebaiknya kita lakukan adalah ajarilah ia untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi; katakanlah padanya (sambil mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit): ” Sayang, kamu terbentur ya. Sakit ya? Lain kali hati-hati ya, jalannya pelan-pelan saja dulu supaya tidak membentur lagi.”<br /><br /><br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">2. Berbohong Kecil, Berbohong pada Anak</b><br /><br /><br />Awalnya anak-anak kita adalah anak yang selalu mendengarkan kata-kata orang tuanya, Mengapa? KArena mereka percaya sepenuhnya pada orang tuanya. Namun, ketika anak beranjak besar, ia sudah tidak menuruti perkataan atau permintaan kita? Apa yang terjadi? Apakah anak kita sudah tidak percaya lagi dengan perkataan atau ucapan-ucapan kita lagi?<br /><br />Tanpa sadar kita sebagai orang tua setiap hari sering membohongi anak untuk menghindari keinginannya. Salah satu contoh pada saat kita terburu-buru pergi ke kantor di pagi hari, anak kita meminta ikut atau mengajak berkeliling perumahan. Apa yang kita lakukan? Apakah kita menjelaskannya dengan kalimat yang jujur? Atau kita lebih memilih berbohong dengan mengalihkan perhatian si kecil ke tempat lain, setelah itu kita buru-buru pergi? Atau yang ekstrem kita mengatakan, “Papa/Mama hanya sebentar kok, hanya ke depan saja ya, sebentaaar saja ya, Sayang.” Tapi ternyata, kita pulang malam. Contah lain yang sering kita lakukan ketika kita sedang menyuapi makan anak kita, “Kalo maemnya susah, nanti Papa?Mama tidak ajak jalan-jalan loh.” Padahal secara logika antara jalan-jalan dan cara/pola makan anak, tidak ada hubungannya sama sekali.<br /><br />Dari beberapa contah di atas, jika kita berbohong ringan atau sering kita istilahkan “bohong kecil”, dampaknya ternyata besar. Anak tidak percaya lagi dengan kita sebagai orang tua. Anak tidak dapat membedakan pernyataan kita yang bisa dipercaya atau tidak. akibat lebih lanjut, anak menganggap semua yang diucapkan oleh orang tuanya itu selalu bohong, anak mulai tidak menuruti segala perkataan kita.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Berkatalah dengan jujur kepada anak. Ungkapkan dengan penuh kasih dan pengertian:<br /><br />“Sayang, Papa/Mama mau pergi ke kantor. Kamu tidak bisa ikut. Tapi kalo Papa/Mama ke kebun binatang, kamu bisa ikut.”<br /><br />Kita tak perlu merasa khawatir dan menjadi terburu-buru dengan keadaan ini. Pastinya membutuhkan waktu lebih untuk memberi pengertian kepada anak karena biasanya mereka menangis. Anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita harus bersabar dan lakukan pengertian kepada mereka secara terus menerus. Perlahan anak akan memahami keadaan mengapa orang tuanya selalu pergi di pagi hari dan bila pergi bekerja, anak tidak bisa ikut. Sebaliknya bila pergi ke tempat selain kantor, anak pasti diajak orang tuanya. Pastikan kita selalu jujur dalam mengatakan sesuatu. Anak akan mampu memahami dan menuruti apa yang kita katakan.</span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">3. Banyak Mengancam</b><br />“Adik, jangan naik ke atas meja! nanti jatuh dan nggak ada yang mau menolong!”<br />“Jangan ganggu adik, nanti Mama/Papa marah!”<br /><br />Mengancam Anak<br /><br /><br />Dari sisi anak pernyataan yang sifatnya melarang atau perintah dan dilakukan dengan cara berteriak tanpa kita beranjak dari tempat duduk atau tanpa kita menghentikan suatu aktivitas, pernyataan itu sudah termasuk ancaman. Terlebih ada kalimat tambahan “….nanti Mama/Papa marah!”<br /><br />Seorang anak adalah makhluk yang sangat pandai dalam mempelajari pola orang tuanya; dia tidak hanya bisa mengetahui pola orang tuanya mendidik, tapi dapat membelokkan pola atau malah mengendalikan pola orang tuanya. Hal ini terjadi bila kita sering menggunakan ancaman dengan kata-kata,namun setelah itu tidak ada tindak lanjut atau mungkin kita sudah lupa dengan ancaman-ancaman yang pernah kita ucapkan<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Kita tidak perlu berteriak-teriak seperti itu. Dekati si anak, hadapkan seluruh tubuh dan perhatian kita padanya. tatap matanya dengan lembut, namum perlihatkan ekspresi kita tidak senang dengan tindakan yang mereka lakukan. Sikap itu juga dipertegas dengan kata-kata, “Sayang, Papa/Mama mohon supaya kamu boleh meminjamkan mainan ini pada adikmu. Papa/Mama akan makin sayang sama kamu.” Tidak perlu dengan ancaman atau teriaka-teriakan. Atau kita bisa juga menyatakan suatu pernyataan yang menjelaskan suatu konsekuensi, misal “Sayang, bila kamu tidak meminjamkan mainan in ke adikmu,Papa/Mama akan menyimpan mainan ini dan kalian berdua tidak bisa bermain. MAinan akan Papa/Mama keluarkan, bila kamu mau pinjamkan mainan itu ke adikmu. Tepati pernyataan kita dengan tindakan.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">4. Bicara Tidak Tepat Sasaran, Bicara tepat sasaran</b><br /><br /><br />Pernahkah kita menghardik anak dengan kalimat seperti, “Papa/Mama tidak suka bila kamu begini/begitu!” atau “Papa/Mama tidak mau kamu berbuat seperti itu lagi!” Namun kita lupa menjelaskan secara rinci dan dengan baik, hal2 atau tindakan apa saja yang kita inginkan. Anak tidak pernah tahu apa yang diinginkan atai dibutuhkan oleh orang tuanya dalam hal berperilaku. Akibatnya anak terus mencoba sesuatu yang baru.<br /><br />Dari sekian banyak percobaan yang dilakukannya, ternyata selalu dikatakan salah oleh orang tuanya. Hal ini mengakibatkan mereka berbalik untuk dengan sengaja melakukan hal2 yang tidak disukai orang tuanya. Tujuannya untuk mrmbuat orang tuanya kesal sebagia bentuk kekesalan yang juga ia alami (tindakannya selalu salah di hadapan orang tua).<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Sampaikanlah hal2 atau tindakan2 yang kita inginkan atau butuhkan pada saat kita menegur mereka terhadap perilaku atau hal yang tidak kita sukai.Komnikasikan secara intensif hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan. Dan pada waktunya, ketika mereka sudah megalami dan melakukan segala hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan , ucapkanlah terimakasih dengan tulus dan penuh kasih sayang atas segala usahanya untuk berubah.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">5. Menekankan pada Hal-hal yang salah</b><br /><br />Kebiasaan ini hampir sama dengan kebiasaan di atas. Banyak orang tua yang sering mengeluhkan tentang anak2nya tidak akur, suka bertengkar. Pada saat anak kita bertengkar, perhatian kita tertuju pada mereka, kita mencoba melerai atau bahkan memarahi. Tapi apakah kita sebagai orang tua memperhatikan mereka pada saat mereka bermain dengan akur? Kita seringkali menganggapnya tidak perlu menyapa mereka karena mereka sedang akur. Pemikiran tersebut keliru, karena hak itu akan memicu mereka untuk bertengkar agar bisa menarik perhatian orang tuanya,<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Berilah pujian setiap kali mereka bermain sengan asyik dan rukun, setiap kali mereka berbagi di antara mereka dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami, misal: ”Nah, gitu donk kalau main. Yang rukun.” Peluklah mereka sebagai ungkapan senang dan sayang.<br /><br />6. Merendahkan Diri Sendiri<br /><br /><br />Apa yang anda lakukan kalau melihat anak anda bermain Playstation lebih dari belajar? Mungkin yang sering kita ucapkan pada mereka, “Woy… mati in tuh PS nya, ntar dimarahin loh sama papa kalo pulang kerja!” Atau kita ungkapkan dengan pernyataan lain, namun tetap dengan figur yang mungkin ditakuti oleh anak pada saat itu. Contoh pernyataan ancaman diatas adalah ketika yang ditakuti adalah figur Papa.<br /><br />Perhatikanlah kalimat ancaman tersebut. Kita tidak sadar bahwa kita telah mengajarkan pada anak bahwa yang mampu untuk menghentikan mereka maen ps adalah bapaknya, artinya figure yang hanya ditakuti adalah sang bapak. Maka jangan heran kalau jika anak tidak mengindahkan perkataan kita karena kita tidak mampu menghentikan mereka maen ps.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Siapkanlah aturan main sebelum kita bicara; setelah siap, dekati anak, tatap matanya, dan katakan dengan nada serius bahwa kita ingin ia berhenti main sekarang atau berikan pilihan, misal “Sayang, Papa/Mama ingin kamu mandi. Kamu mau mandi sekarang atau lima menit lagi?” bila jawabannya “lima menit lagi Pa/Ma”. Kita jawab kembali, “Baik, kita sepakat setelah lima menit kamu mandi ya. Tapi jika tidak berhenti setelah lima menit, dengan terpaksa papa/mama akan simpan PS nya di lemari sampai lusa”. Nah, persis setelah lima menit, dekati si anak, tatap matanya dan katakan sudah lima menit, tanpa tawar menawar atau kompromi lagi. Jika sang anak tidak nurut, segera laksanakan konsekuensinya.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">7. Papa dan Mama Tidak Kompak</b><br /><br />Mendidik abak bukan hanya tanggung jawab para ibu atau bapak saja, tapi keduanya. Orang tua harus memiliki kata sepakat dalam mendidik anak2nya. Anak dapat dengan mudah menangkap rasa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan bagi dirinya. Misal, seorang Ibu melarang anaknya menonton TV dan memintanya untuk mengerjakan PR, namun pada saat yang bersamaan, si bapak membela si anak dengan dalih tidak mengapa nonton TV terus agar anak tidak stress.<br /><br />Jika hal ini terjadi, anak akan menilai ibunya jahat dan bapaknya baik, akibatnya setiap kali ibunya memberi perintah, ia akan mulai melawan dengan berlindung di balik pembelaan bapaknya. Demikian juga pada kasus sebaliknya. Oleh karena itu, orang tua harus kompak dalam mendidik anak. Di hadapan anak, jangan sampai berbeda pendapat untuk hal2 yang berhubungan langsung dengan persoalan mendidik anak. Pada saat salah satu dari kita sedang mendidik anak, maka pasangan kita harus mendukungnya. Contoh, ketika si Ibu mendidik anaknya untuk berlaku baik terhadap si Kakak, dan si Ayah mengatakan ,”Kakak juga sih yang mulai duluan buat gara2…”. Idealnya, si Ayah mendukung pernyataan, “Betul kata Mama, Dik. Kakak juga perlu kamu sayang dan hormati….”<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">8. Campur Tangan Kakek, Nenek, Tante, atau Pihak Lain</b><br /><br />Pada saat kita sebagai orang tua sudah berusaha untuk kompak dan sepaham satu sama lain dalam mendidik anak-anak kita, tiba-tiba ada pihak ke-3 yang muncul dan cenderung membela si anak. Pihak ke-3 yang dimaksud seperti kakek, nenek, om, tante, atau pihak lain di luar keluarga inti.<br /><br /><br /><br />Seperti pada kebiasaan ke-7 (Papa dan Mama tidak Kompak), dampak ke anak tetap negatif bila dalam satu rumah terdapat pihak di luar keluarga inti yang ikut mendidik pada saat keluarga inti mendidik; Anak akan cenderung berlindung di balik orang yang membelanya. Anak juga cenderung melawan orang tuanya.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Pastikan dan yakinkan kepada siapa pun yang tinggal di rumah kita untuk memiliki kesepakatan dalam mendidik dan tidak ikut campur pada saat proses pendidikan sedang dilakukan oleh kita sebagai orang tua si anak. Berikan pengertian sedemikian rupa dengan bahasa yang bisa diterima dengan baik oleh para pihak ke-3.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">9. Menakuti Anak</b><br />Kebiasaan ini lazim dilakukan oleh para orang tua pada saat anak menangis dan berusaha untuk menenangkannya. Kita juga terbiasa mengancam anak untuk mengalihkan perhatiannya, “Awas ada Pak Satpam, ga boleh beli mainan itu!” Hasilnya memang anak sering kali berhenti merengek atau menangis, namun secara tidak sadar kita telah menanamkan rasa takut atau benci pada institusi atau pihak yang kita sebutkan.<br /><br /><br /><br />Sebaiknya, berkatalah jujur dan berikan pengertian pada anak seperti kita memberi pengertian kepada orang dewasa karena sesungguhnya anak2 juga mampu berpikir dewasa. Jika anak tetap memaksa, katakanlah dengan penuh pengertian dan tataplah matanya, “Kamu boleh menangis, tapi Papa/Mama tetap tidak akan membelikan permen.” Biarkan anak kita yang memaksa tadi menangis hingga diam dengan sendirinya.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">10. Ucapan dan Tindakan Tidak Sesuai</b><br /><br /><br />Berlaku konsisten mutlak diperlukan dalam mendidk anak. Konsisten merupakan keseuaian antara yang dinyatakan dan tidakan. Anak memiliki ingatan yang tajam terhadap suatu janji, dan ia sanga menghormati orang-orang yang menepati janji baik untuk beri hadiah atau janji untuk memberi sanksi. So, jangan pernah mengumbar janji ada anak dengan tujuan untuk merayunya, agar ia mengikuti permintaan kita seperti segera mandi, selalu belajar, tidak menonton televisi.<br /><br />Pikirlah terlebih dahulu sebelum berjanji apakah kita benar-benar bisa memenuhi janji tersebut. Jika ada janji yang tidak bisa terpenuhi segeralah minta maaf, berikan alasan yang jujur dan minta dia untuk menentukan apa yang kita bisa lakukan bersama anak untuk mengganti janji itu.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">11. Hadiah untuk Perilaku Buruk Anak</b><br /><br />Acapkali kita tidak konsisten dengan pernyataan yang pernah kita nyatakan. Bila hal ini terjadi, tanpa kita sadari kita telah mengajari anak untuk melawan kita. Contoh klasik dan sering terjadi adalah pada saat kita bersama anak di tempat umum, anak merengek meminta sesuatu dan rengekennya menjadi teriakan dan ada gerak perlawanan. Anak terus mencari akal agar keinginnanya dikabulkan, bahkan seringkali membuat kita sebagai orang tua malu. Pada saat inilah kita seringkali luluh karena tidak sabar lagi dengan rengekan anak kita. Akhirnya kita mengiyakan keinginan si Anak. “Ya sudah;kamu ambil satu permennya. Satu saja ya!”<br /><br />Pernyataan tersebut adalah sebagai hadiah bagi perilaku buruk si Anak. Anak akan mempelajarinya dna menerapkannya pada kesempatan lain bahkan mungkin dengan cara yang lebih heboh lagi.<br /><br />Menghadapi kondisi seperti ini, tetaplah konsisten; tidak perlu malu atau takut dikatakan sebagai orang tua yang kikir atau tega. Orang beefikir demikian belum membaca buku tentang ini dan mengalami masalah yang sama dengan kita. Ingatlah selalu bahwa kita sedang mendidik anak, Sekali kite konsisten anak tak akan pernah mencobanya lagi. Tetaplah KONSISTEN dan pantang menyerah! Apapun alasannya, jangang pernah memberi hadiah pada perilaku buruk si anak.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">12. Merasa Bersalah Karena Tidak Bisa Memberikan yang Terbaik</b><br /><br />Kehidupan metropolitan telah memaksa sebagian besar orang tua banyak menghabiskan waktu di kantor dan di jalan raya daripada bersama anak. Terbatasnya waktu inilah yang menyebabkan banyak orang tua merasa bersalah atas situasi ini. Akibat dari perasaan bersalah ini, kita, para orang tua menyetujui perilaku buruk anaknya dengan ungkapan yang sering dilontarkan, “Biarlah dia seperti ini mungkin karena saya juga yang jarang bertemu dengannya…”<br /><br />Semakin kita merasa bersalah terhadap keadaan, semakin banyak kita menyemai perilaku buruk anak kita. Semakin kita memaklumi perilaku buruk yang diperbuat anak, akan semakin sering ia melakukannya. Sebagian besar perilaku anak bermasalah yang pernah saya (penulis) hadapi banyak bersumber dari cara berpikir orang tuanya yang seperti ini.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Apa pun yang bisa kita berikan secara benar pada anak kita adalah hal yang terbaik. Kita tidak bisa membandingkan kondisi sosial ekonomi dan waktu kita dengan orang lain. Tiap keluarga memiliki masalah yang unik, tidak sama. Ada orang yang punya kelebihan pada sapek finansial tapi miskin waktu bertemu dengan anak, dan sebaliknya. Jangan pernah memaklumi hal yang tidak baik. Lakukanlah pendekatan kualitas jika kita hanya punya sedikit waktu; gunakan waktu yang minim itu untuk bisa berbagi rasa sepenuhnya antara sisa2 tenaga kita, memang tidak mudah. Tapi lakukanlah demi mereka dan keluarga kita, anak akan terbiasa.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">13. Mudah menyerah dan pasrah</b><br /><br /><br />Setiap manusia memiliki watak yang berbeda-beda, ada yang lembut dan ada yang keras. Dominan flegmatis adalah ciri atak yang dimiliki oleh sebagian orang tua yang kurang tegas, mudah menyerah, selalu takut salah dan cenderung mengalah, pasrah. Konflik ini biasanya terjadi bila seorang yang flegmatis mempunyai anak yang berwatak keras.<br /><br />Dalam kondisi kita sebagai orang tua yang tidak tegas dan mudah menyerah, si anak justru keras dan lebih tegas. Akibatnya dalam banyak hal, si anak jauh lebih dominan dan mengatur orang tuanya. Akibat lebih lanjut, orang tua sulit mengendalikan perilaku anaknya dan cenderung pasrah. Saya [penulis] sering mendengar ucapan dari para orang tua yang Dominan Flegmatis, “Duh… anak saya itu memang keras betul… saya sudah nggak sanggup lagi mengaturnya.” Atau “Biar sajalah apa maunya, saya sudah nggak sanggup lagi mendidiknya.”.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Belajarlah dan berusahalah dengan keras untuk menjadi lebih tegas dalam mengambil keputusan, tingkatkan watak keteguhan hati dan pantang menyerah. Jiak perlu ambil orang orang yang kita anggap tegas untuk jadi penasihat harian kita.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">14. Marah Yang Berlebihan</b><br /><br />Kita seringkali menyamakan antara mendidik dengan memarahi. Perlu untuk selalu diingat, memarahi adalah salah satu cara mendidik yang paling buruk. Pada saat memarahi anak, kita tidak sedang mendidik mereka, melainkan melampiaskan tumpukan kekesalan kita karena kita tidak bisa mengatasi masalah dengan baik. Marah juga seringkali hanya berupa upaya untuk melemparkan kesalahan pada pihak lain [dan biasanya yang lebih lemah, kalo ama yang lebih kuat ya takut].<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Jangan pernah bicara pada saat marah! Jadi tahanlah dengan cara yang nyaman untuk kita lakukan seperti masuk kamar mandi atau pergi menghindar sehingga amarah mereda. Yang perlu dilakukan adalah bicara “tegas” bukan bicara “keras”. Bicara yang tegas adalah dengan nada yang datar, dengan serius dan menatap wajah serta matanya dalam dalam. Bicara tegas adalah bicara pada saat pikiran kita rasional, sedangkan bicara keras adalah pada saat pikiran kita dikuasai emosi.<br /><br />Satu contoh lagi yang kurang baik, pada saat marah biasanya kita emosi dan mengucapkan/melakukan hal hal yang kelak kita sesali, setelah ini terjadi, biasanya kita akan menyesal dan berusaha memperbaikinya dengan memberikan dispensasi atau membolehkan hal hal yang sebelumnya kita larang. Bila hal ini berlangsung berulang kali, maka anak kita akan selalu berusaha memancing amarah kita, yang ujung ujungnya si anak menikmati hasilnya. Anak yang sering dimarahi cenderung tidak jadi lebih baik kok.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">15. Gengsi untuk Menyapa</b><br />Kita pasti pernah mengalami bahwa kita terlanjur marah besar pada anak, biasanya amarah terbawa lebih dari sehari, akibat dari rasa kesal yang masih tersisa dan rasa gengsi, kita enggan menyapa anak kita. Masing masing pihak menunggu untuk memulai kembali hubungan yang normal.<br /><br />Apa yang harus kita lakukan agar komunikasi mencair kembali? Siapa yang seharusnya memulai? Kita sebagai orangtua lah yang seharusnya memulai saat anak mulai menunjukkan tanda tanda perdamaian dan mengikuti keinginan kita. Dengan cara ini kita dapat menunjukkan pada anak bahwa kita tidak suka pada sikap sang anak, bukan pada pribadinya.<br /><br />16. Memaklumi yang tidak pada tempatnya<br />Ini biasanya terjadi pada kebanyakan orang tua konservatif. Misalnya melihat anak laki laki yang suka usil, nakal banget dan suka ngacak, orang tuanya cenderung mengatakan, “Yah… anak cowo emang harus bandel” atau saat melihat kakak adik lagi jambak jambakan, mamanya bilang “maklumlah… namanya juga anak anak”. Atau bahkan ketika si anak memukul teman atau mbaknya, orang tua masih juga sempat berkelit dengan mengatakan “ya begitu deh, maklumlah namanya juga anak anak. Nggak sengaja…”<br /><br />Bila kita selalu memaklumi tindakan keliru yang dilakukan anak anak, otomatis si anak berpikir perilakunya sudah benar, dan akan jadi sangat buruk kalau terbawa sampai ke dewasa.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Kita tidak perlu memaklumi hal yang tidak perlu dimaklumi kok, kita harus mendidik setiap anak tanpa kecuali sesuai dengan sifat dasarnya. Setiap anak bisa dididik dengan tegas[ingat: bukan keras] sejak usia 2 tahun. Semakin dini usianya, semakin mudah untuk dikelola dan diajak kerja sama. Anak kita akan mau bekerja sama selama kita selalu mengajaknya dialog dari hati ke hati, tegas, dan konsisten. Ingat, tidak perlu menunggu hingga usianya beranjak dewasa, karena semakin bertambah usia, semakin tinggi tingkat kesulitan untuk mengubah perilaku buruknya.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">17. Penggunaan istilah yang tidak jelas maksudnya</b><br />Seberapa sering kita sebagai orang tua mengungkapkan pernyataan seperti “Awas ya, kalau kamu mau diajak sama mama/papa, tidak boleh nakal!” atau, “awas ya, kalau nanti diajak sama mama/papa, jangan bikin malu mama”, bisa juga terungkap, “kalo mau jalan jalan ke taman bermain, jangan macam macam ya”.<br /><br />Nah, tanpa disadari kita seringkali menggunakan istilah istilah yang sulit dimengerti ataupun bermakna ganda. Istilah ini akan membingungkan anak kita. dalam benak mereka bertanya apa yang dimaksud dengan nakal, tingkah laku apa yang termasuk dalam kategori nakal, begitu pula dengan istilah “jangan macam macam”, perilaku apa yang termasuk kategori “macam macam”. Selain bingung, mereka juga akan menebak nebak arti dari istilah istilah tersebut.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Bicaralah dengan jelas dan spesifik, misalnya “Sayang, kalau kamu mau ikut mama/papa, tidak boleh minta mainan, permen, dan tidak boleh berteriak teriak di kasir seperti kemarin ya”. Hal ini penting agar anak mengetahui batasan batasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta jangan lupa menyepakati apa konsekuensinya bila kesepakatan ini dilanggar.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">18. Mengharap perubahan instan</b><br />Kita terbiasa hidup dalam budaya yang serba instant, seperti mie instant, susu instant, teh instant. Sehingga kita anak berbuat salah, kita sering ingin sebuah perubahan yang instant pula, misal ketika biasa terlambat bangun, nggak beresin tempat tidur, sulit dimandikan, kita ingin agar anak kita berubah total dalan jangka waktu sehari.<br /><br />Apabila kita sering memaksakan perubahan pada anak kita dalam waku singkat tanpa tahapan yang wajar, kemungkinan besar anak sulit memenuhinya. Dan ketika ia gagal dalam memenuhi keinginan kita, ia akan frustasi dan tidak yakin bisa melakukanannya lagi. Akibatnya ia memilih untuk melakukan perlawanan seperti banyak bikin alasan, acuh tak acuh, atau marah marah pada adiknya.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Jika kita mengharapkan perubahan kebiasaaan pada anak, berikanlah waktu untuk tahapan tahapan perubahan yang rasional untuk bisa dicapainya. Hindari target perubahan yang tidak mungkin bisa dicapainya. Bila mungkin, ajaklah ia untuk melakukan perubahan dari hal yang paling mudah. Biarkanlah ia memilih hal yang paling mudah menurutnya untuk diubah. Keberhasilannya untuk melakukan perubahan tersebut memotivasi anak untuk melakukan perubahan lainnya yang lebih sulit. Puji dan jika perlu rayakan keberhasilan yang dicapainya, sekecil dan sesederhana apapun perubahan itu. Hal ini untuk menunjukkan betapa seriusnya perhatian kita terhadap usaha yang telah dilakukannya. Pusatkan perhatian dan pujian kita pada usahanya, bukan pada hasilnya.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">19. Pendengar yang buruk</b><br />Sebagian besar orang tua adalah pendengar yang buruk bagi anak anaknya. Benarkah? Bila ada suatu masalah yang terjadi pada anak, orang tua lebih suka menyela, langsung menasehati tanpa mau bertanya permasalahannya serta asal usul kejadiannya.<br /><br />Sebagai contoh, anak kita baru saja pulang sekolah yang mestinya pulangnya siang, dia datang di sore hari. Kita tidak mendapat keterangan apapun darinya atas keterlambatan tersebut. Tentu saja kita kesal menunggu dan sekaligus khawatir. Lalu pada saat anak kita sampai dan masih lelah, kita langsung menyambutnya dengan serentetan pertanyaan dan omelan. Bahkan setiap kali anak hendak bicara, kita selalu memotongnya. Akibatnya ia amalah tidak mau bicara dan marah pada kita.<br /><br />Bila kita tidak berusaha mendengarkan mereka, maka mereka pun akan bersikap seperti itu pada kita dan akan belajar mengabaikan kita.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Jika kita tidak menghendaki hal ini terjadi, maka mulai saat ini jadilah pendengar yang baik. Perhatikan setiap ucapannya. Ajukan pertanyaan pertanyaan untuk menunjukkan ketertarikan kita akan persoalan yang dihadapinya.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">20. Selalu menuruti permintaan anak.</b><br />Apakah anak kita adalah anak semata wayang? Atau anak laki laki yang ditunggu tunggu dari beberapa anak perempuan kakak-kakaknya? Atau mungkin anak yang sudah bertahun tahun ditunggu tunggu? Fenomena ini seringkali menjadikan orang tua teramat sayang pada anaknya sehingga ia menerapkan pola asuh open bar, atau mo apa aja boleh atau dituruti.<br /><br />Seperti Radja Ketjil, semakin hari tuntutannya semakin aneh dan kuat, jika ini sudah menjadi kebiasaan akan sulit sekali membendungnya. Anak yang dididik dengan cara ini akan menjadi anak yang super egois, tidak kenal toleransi, dan tidak bisa bersosialisasi.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Betapapun sayangnya kita pada anak, jangan lah pernah memberlakukan pola asuh seperti ini. Rasa sayang tidak harus di tunjukkan dengan menuruti segala kemauannya. Jika kita benar sayang, maka kita harus mengajarinya tentang nilai baik dan buruk, yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang nggak. Jika tidak, rasa sayang kita akan membuat membuatnya jadi anak yang egois dan ‘semau gue’. Inilah yang dalam bahasa awam sering disebut anak manja.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">21. Terlalu Banyak Larangan</b><br />Ini adalah kebalikan dari kebiasaan di atas. Bila Kita termasuk orang tua yang berkombinasi Melankolis dan Koleris, kita mesti berhati2 karena biasanya kombinasi ini menghasilkan jenis orang tua yang “Perfectionist”. Orang tua jenis ini cenderung ingin menjadikan anak kita seperti apa yang kita inginkan secara SEMPURNA, kita cenderung membentuk anak kita sesuai dengan keinginan kita; anak kita harus begini tidak boleh begitu; dilarang melakukan ini dan itu.<br /><br />Pada saatnya anak tidak tahan lagi dengan cara kita. Ia pun akan melakukan perlawanan, baik dengan cara menyakiti diri (jika anak kita tipe sensitive) atau dengan perlawanan tersembunyi (jika anak kita tipe keras) atau dengan perang terbuka (jika anak kita tipe ekspresif keras). Oleh karena itu, kurangilah sifat perfeksionis kita, Berilah izin kepada anak untuk melakukan banyak hal yang baik dan positif. Berlatihlah untuk selalu berdialog agar kita bisa melihat dan memahami sudut pandang orang lain. Bangunlah situasi saling mempercayai antara anak dan kita. Kurangilah jumlah larangan yang berlebihan dengan meminta pertimbangan pada pasangan kita. Gunakan kesepakatan2 untuk memberikan batas yang lebih baik. Misal, kamu boleh keluar tapi jam 9 malam harus sudah tiba di rumah. Jika kemungkinan pulang terlambat, segera beri tahu Papa/Mama.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">22. Terlalu Cepat Menyimpulkan</b><br />Ini adalah gejala lanjutan jika kita sebagai orang tua yang mempunyai kebiasaan menjadi pendengar yang buruk. Kita cenderung memotong pembicaraan pada saat anak kita sedang memberi penjelasan, dan segera menentukan kesimpulan akhir yang biasanya cenderung memojokkan anak kita. Padahal kesimpulan kita belum tentu benar, dan bahan seandainya benar, cara seperti ini akan menyakitkan hati anak kita.<br /><br />Seperti contoh anak yang pulang terlambat. Pada saat anak kita pulag terlambat dan hendak menjelaskan penyebabnya, kita memotong pembicaraannya dengan ungkapan, “Sudah! Nggak pake banyak alesan.” Atau “Ah, Papa/Mama tahu, kamu pasti maen ke tempat itu lagi kan?!”.<br /><br />Jika kita emlakukan kebiasaan ini terus menerus, anak akan berpikir kita adalah orang tua ST 001 [alias Sok Tau Nomor Satu], yang tidak mau memahami keadaan dan menyebalkan. Lalu mereka tidak mau bercerita atau berbicara lagi, dan akibat selanjutnya sang anak akan benar benar melakukan hal hal yang kita tuduhkan padanya. Ia tidak mau mendengarkan nasehat kita lagi, dan pada tahapan terburuk, dia akan pergi pada saat kita sedang berbicara padanya. Pernahkah anda mengalami hal ini?<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Jangan pernah memotong pembicaraan dan mengambil kesimpulan terlalu dini. Tak seorang pun yang suka bila pembicaraannya dipotong, apalagi ceritanya disimpulkan oleh orang lain.<br /><br />Dengarkan, dengarkan, dan dengarkan sambil memberikan tanggapan positif dan antusias. Ada saatnya kita akan diminta bicara, tentunya setelah anak kita selesai dengan ceritanya. Bila anak sudah membuka pertanyaan, “menurut Papa/Mama bagaimana?” artinya ia sudah siap untuk mendengarkan penuturan atau komentar kita.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">23. Mengungkit kesalahan masa lalu</b><br />Kebiasan menjadi pendengar yang buruk dan terlalu cepat menyimpulkan akan dilanjutkan dengan penutup yang tidak kalah menyakitkan hati anak kita, yakni dengan mengungkit ungkit catatan kesalahan yang pernah dibuat anak kita. Contohnya, “Tuh kan Papa/Mama bilang apa? Kamu tidak pernah mau dengerin sih, sekarang kejadian kan. Makanya dengerin kalau orang tua ngomong. Dasar kamu emang anak bodo sih.”<br /><br />Kiat berharap dengan mengungkit kejadian masa lalu, anak akan belajar dari masalah. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, ia akan sakit hati dan berusaha mengulangi kesalahannya sebagai tindakan balasan dari sakit hatinya.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Jika kita tidak ingin anak berperilaku buruk lagi, jangan lah diungkit ungkit masa lalunya. Cukup dengan tatapan mata, jika perlu rangkullah ia. Ikutlah berempati sampai dia mengakui kesalahan dan kekeliruannya. Ucapkan pernyataan seperti “manusia itu tempatnya salah dan lupa, semoga ini menjadi pelajaran berharga buat kamu”, atau “Papa/mama bangga kamu bisa menemukan hikmah positif dari kejadian ini”. Jika ini yang kita lakukan, maka selanjutnya dia akan lebih mendengar nasehat kita. Coba dan buktikanlah!.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">24. Suka Membandingkan</b><br />Hal yang paling menyebalkan adalah saat kita dibandingkan dengan orang lain. Bila kita sedang berada di suatu acara dan bertemu dengan orang yang berpakaian hampir sama atau berwarna sama, kita merasa tidak nyaman untuk berdekatan. Apalagi jiak disbanding bandingkan [FTR, saya tidak merasa seperti ini lho!]<br /><br />Secara psikologis, kita sangat tdiak suka bila keberadaan kita baik secara fisik atau sifat sifat kita dibandingkan dengan orang lain. Coba ingat ingatlah pengalaman kita saat ada orang yang membandingkan kita, bagaimana perasaan kita saat itu?<br /><br />Tetapi anehnya, kebanyakan orang tua entah kenapa justru sering melakukan hal ini pada anaknya. Misal membandingkan anak yang malas dengan yang rajin. Anak yang rapi dengan yang gedabrus. Anak yang cekatan dengan anak yang lamban. Terutama juga anak yang mendapat nilai tinggi di sekolah dengan anak yang nilainya rendah. Ungkapan yang sering terdengar biasanya seperti, “Coba kamu mau rajin belajar kayak adik mu, maka pasti nilai kamu tidak seperti ini!”.<br /><br />Jika kita tetap melakukan kebiasaan ini, maka ada beberapa akibat yang langsung kita rasakan; anak kita makin tidak menukai kita. anak yang dibandingkan akan iri dan dengki dengan si pembanding. Anak pembanding akan merasa arogan dan tinggi hati.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Tiap manusia terlahir dengan karakter dan sifat yang unik. Maka jangan sekali kali membandingkan satu dengan yang lainnya. Catatlah perubahan perilaku masing masing anak. Jika ingin membandingkan, bandingkanlah dengan perilaku mereka di masa lalu, ataupun dengan nilai nilai ideal yang ingin mereka capai. Misalnya, “Eh, biasanya anak papa/mama suka merapikan tempat tidur, kenapa hari ini nggak ya?”<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">25. Paling benar dan paling tahu segalanya</b><br />Egosentris adalah masa alamiah yang terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Usia tersebut adalah masa ketika anak merasa paling benar dan memaksakan kehendaknya. Tapi entah mengapa ternyata sifat ini terbawa dan masih banyak dimiliki oleh para orang tua. Contoh ungkapan orang tua, “ah kamu ini anak bau kencur, tau apa kamu soal hidup.” Atau, “kamu tau nggak, kalo papa/mama ini sudah banyak makan asam garam kehidupan, jadi nggak pake kamu nasehatin papa/mama!”.<br /><br />Jika kita memiliki kebiasaan semacam ini, maka kita membuat proses komunikasi dengan anak mengalami jalan buntu. Meskipun maksud kita adalah untuk menunjukkan superioritas kita di depan anak, tapi yang ditangkap anak adalah semacam kesombongan yang luar biasa, dan tentu saja tak seorang pun mau mendengarkan nasehat orang yang sombong.<br /><br />Apa yang seharusnya kita lakukan?<br />Seringkali usia dijadikan acuan tentang banyaknya pengetahuan juga banyaknya pengalaman. Pada zaman dulu hal ini bisa jadi benar, namun untuk saat ini, kondisi itu tidak berlaku lagi. Siapa yang lebih banyak mendapatkan informasi dan mengikuti kegiatan kegiatan, maka dialah yang lebih banyak tahu dan berpengalaman.<br /><br />Jadi janganlah merasa menjadi orang yang paling tahu, paling hebat, paling alim. Dengarkanlah setiap masukan yang datang dari anak kita.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">26. Saling melempar tanggung jawab</b><br />Mendidik anak terutama menjadi tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan ibu. Bila kedua belah pihak merasa kurang bertanggung jawab, maka proses pendidikan anak akan terasa timpang dan jauh dari berhasil. Celakanya lagi, bila orang tua sudah mulai merasakan dampak perlawanan dari anak anaknya, yang sering terjadi malah saling menyalahkan satu sama lain.<br /><br />Pernyataan yang kerap muncul adalah, “kamu emang nggak becus ngedidik anak”, dan kemudian dibalas “enak aja lo ngomong begitu, nah kamu sendiri, selama ini kemana aja?!”. Jika cara ini yang dipertahankan di keluarga, akankah menyelesaikan masalah? Tunggu saja hasilnya, pasti orang tua lah yang akan menuai hasilnya, sang anak akan merasa perilaku buruknya adalah bukan karena kesalahannya, tapi karena ketidak becusan salah satu dari orang tuanya. Jelas anak kita akan merasa terbela dan semakin berperilaku buruk.<br /><br />Apa yang seharusnya kita lakukan?<br />Hentikan saling menyalahkan. Ambillah tanggung jawab kita selaku orang tua secara berimbang.keberhasilan pendidikan ada di tangan orang tua. Pendidikan adalah kerja sama tim, da bukan individu. Jangan pakai alasan tidak ada waktu, semua orang sama sama memiliki waktu 24 jam sehari, jadi aturlah waktu kita dengan berbagai macam cara dan kompaklah selalu dengan pasangan kita.<br /><br />Selalu lakukan introspeksi diri sebelum introspeksi orang lain.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">27. Kakak harus selalu mengalah</b><br />Di negeri ini terdapat kebiasaan bahwa anak yang lebih tua harus selalu mengalah pada saudaranya yang lebih muda. Tampaknya hal itu sudah menjadi budaya. Tapi sebenarnya, adakah dasar logikanya dan dimana prinsip keadilannya?<br /><br />Ada satu contoh nyata seperti berikut:<br /><br />Ada seorang kakak beradik, kakak bernama Dita dan adik bernama Rafiq. Neneknya selaku pengasuh utama selalu memarahi Dita ketika Rafiq menangis. Tanpa mengetahui duduk persoalan serta siapa yang salah dan benar, si Nenek selalu membela si adik dan melimpahkan kesalahan pada kakaknya. “Kamu ini gimana sih? Sudah besar kok tidak mau mengalah ama adiknya.” Begitulah ucapan yang keluar dari mulut si Nenek. Terkadang dibumbui dengan cubitan pada kakaknya.<br /><br />Apa yang terjadi selanjutnya? Dita menjadi anak yang tidak memiliki rasa percaya diri. Ia pun mulai membenci adiknya. Lama kelamaan Dita mulai banyak melawan atas ketidak adilan ini, dan yang terjadi kemudian adalah kedua bersaudara ini makin sering bertengkar. Sementara Rafiq yang selalu dibela bela menjadi makin egois dan makin berani menyakiti kakaknya, selalu merasa benar dan memberaontak. Sang nenek perlahan lahan menobatkan Radja Ketjil yang lalim di tengah keluarga ini.<br /><br />Apa yang seharusnya kita lakukan?<br />Anak harus diajari untuk memahami nilai benar dan salah atas perbuatannya terlepas dari apakah dia lebih muda atau lebih tua. Nilai benar dan salah tidak mengenal konteks usia. Benar selalu benar dan salah selalu salah berapapun usia pelakunya.<br /><br />Berlakulah adil. Ketahuilah informasi secara lengkap sebelum mengambil keputusan. Jelaskan nilai benar dan salah pada masing masing anak, buat aturan main yang jelas yang mudah dipahami oleh anak anak anda.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">28. Menghukum secara fisik</b><br />Dalam kondisi emosi, kita cenderung sensitif oleh perilaku anak, dimulai dengan suara keras, dan kemudian meningkat menjadi tindakan fisik yang menyakiti anak.<br /><br />Jika kita terbiasa dengan keadaan ini, kita telah mendidiknya menjadi anak yang kejam dan trengginas, suka menyakiti orang lain dan membangkang secara destruktif. Perhatikan jika mereka bergaul dengan teman sebayanya. Percaya atau tidak, anak akan meniru tindakan kita yang suka memukul. Anak yang suka memukul temannya pada umumnya adalah anak yang sering dipukuli di rumahnya.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Jangan pernah sekalipun menggunakan hukuman fisik kepada anak, mencubit, memukul, atau menampar bahkan ada juga yang pakai alat seperti cambuk, sabuk, rotan, atau sabetan.<br /><br />Gunakanlah kata kata dan dialog, dan jika cara dialog tidak berhasil maka cobalah evaluasi diri kita. Temukanlah jenis kebiasaan yang keliru yang selama ini telah kita lakukan dan menyebabkan anak kita berperilaku seperti ini.<br /><br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">29. Menunda atau membatalkan hukuman</b><br />Kita semua tahu bahaya yang luar biasa dari merokok, mulai dari kanker, impotensi, sampai gangguan kehamilan dan janin. Tapi mengapa masih banyak yang tidak peduli dan tetap membandel untuk terus menjadi ahli hisap? Jelas karena akibat dari rokok itu terjadi kemudian dan bukan seketika itu juga.<br /><br />Begitu juga dengan anak kita. Jika anda menjanjikan sebuah konsekuensi hukuman atau sanksi bila anak berperilaku buruk, jangan menunggu waktu yang terlalu lama, menunda, atau bahkan membatalkan karena alasan lupa atau kasihan.<br /><br />Bila telah terjadi kesepakatan antara kita dan anak seperti tidak boleh minta minta dibelikan permen atau mainan dan ternyata anak mencoba coba untuk merengek, kita ingatkan kembali pada kepadanya tentang kesepakatan yang kita buat bersama. Anak biasanya akan berhenti merengek. Namun sayangnya kietika anak berhenti merengek , kita menganggap masalah susah selesai dan akhirnya kita menunda atau bahkan membatalkan hukuman entah karena lupa atau kasihan. Apa akibatnya? Anak akan mempunya anggapan bahwa kita hanya omong doang, maka mereka akan mempunya tendensi untuk melanggar kesepakatan karena hukuman tidak dilaksanakan.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Jila kita sudah mempunyai kesepakatan dan anak melanggarnya, maka sanksi harus dilaksanakan, jika kita kasihan, kita bisa mengurangi sanksinya, dan usahakan hukumanya jangan bersifat fisik, tapi seperti pengurangan bobot kesukaan mereka seperti jam bermain, menonton tv, ataupun bermain video game.<br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />30. Terpancing Emosi</b><br />Jika ada keinginannya yang tidak terpenhi anak sering kali rewel atau merengak, menagis, berguling dsb, dengan tujuan memancing emosi kita yang apda kahirnya kita marah atau malah mengalah. Jika kita terpancing oleh emosi anak, anak akan merasa menang, dan merasa bisa megendalikan orang tuanya. Anak akan terus berusaha mengulanginya pada kesempatan lain dengan pancingan emosi yang lebih besar la gi.<br /><br />Apa yang seharusnya kita lakukan?</span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Yang terbaik adalah diam, tidak bicara, dan tidak menanggapi. Jangan pedulikan ulah anak kita. Bila anak menangis katakan padanya bahwa tangisannya tidak akan mengubah keputusan kita. Bila anak tidak menangis tapi tetap berulah, kita katakan saja bahwa kita akan mempertimbangkan keputusan kita dengan catatan si anak tidak berulah lagi. Setelah pernyataan itu kita keluarkan, lakukan aksi diam. Cukup tatap dengan mata pada anak kita yang berulah, hingga ia berhenti berulah, Bila proses ini membutuhkan waktu lebih dari 30 menit tabahlah untuk melakukannya. Dalam proses ini kita jangan malu pada orang yang memperhatikan kita; dan jangan pula ada orang lain yang berusaha menolong anak kita yang sedang berulah tadi… SEKALI KITA BERHASIL MEMBUAT ANAK KITA MENGALAH, MAKA SELANJUTNYA DIA TIDAK AKAN MENGULANGI UNTUK YANG KEDUA KALINYA.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">31. Menghukum Anak Saat Kita Marah</b><br />Hal yang perlu kita perhatikan dan selalu ingat adalah jangan pernah memberikan sanksi atau hukuman apa pun pada anak ketika emosi kita sedang memuncak. Pada saat emosi kita sedang tinggi, apa pun yang keluar dari mulut kita, baik dalam bentuk kata2 maupun hukuman akan cenderung menyakiti dan menghakimi dan tidak menjadikan anak lebih baik. Kejadin tersebut akan membekas meski ia telah beranjak dewasa. Anak juga bisa mendendam pada orang tuanya karena sering mendapatkan perlakuan di luar batas.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br /><br />Bila kita sedang sangat marah segeralah menjauh dari anak. Pilihlah cara yang tepat untuk bisa menurunkan amarah kita dengan segera.<br />Saat marah kita cenderung memberikan hukuman yang seberat2ya pada anak kita, dan hanya akan menimbulkan perlawanan baru yang lebih kuat dari anak kita, sementara tujuan pemberian sanksi adalah untuk menyadarkan anak supaya ia memahami perilaku buruknya. Setelah emosi reda, barulah kita memberikan hukuman yang mendidik dan tepat dengan konteks kesalahan yang diperbuat. Ingat, prinsip hukuman adalah untuk mendidik bukan menyakiti. Pilihlah bentuk sanksi atau hukuman yang mengurangi aktivitas yang disukainya, seperti mengurangi waktu main game, atau bermain sepeda.<br /><br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">32. Mengejek</b><br />Orang tua yang biasa menggoda anaknya, seringkali secara tidak sadar telah membuat anak menjadi kesal. Dan ketika anak memohon kepada kita untuk tidak menggodanya, kita malah semakin senang telah berhasil membuatnya kesal atau malu. Hal ini akan membangun ketidaksukaan anak pada kita dan yang sering terjadi anak tidak menghargai kita lagi. Mengapa? Karena ia menganggap kita juga seperti teman2nya yang suka menggodanya,<br /><br />Apa yang seharusnya kita lakukan?<br />Jika ingin bercanda dengan anak kita, pilihlan materi bercanda yang tidak membuatnya malu atau yang merendahkan dirinya. Akan jauh lebih baik jika seolah-olah kitalah yang jadi badut untuk ditertawakan. Anak kita tetap aka n menghormati kita sesudah acara canda selesai. Jagalah batas2 dan hindari bercanda yang bisa membuat anak kesal apalagi malu. Bagimana caranya? Lihat ekspresi anak kita. Apakah kesal dan meminta kita segera menghentikannya? Bila ya, segeralah hentikan dan jika perlu meminta maaflah ayas kejadian yang baru terjadi. Katakan bahwa kita tidak bermaksud merendahkannya dan kita berjanji tidak akan mengulanginya lagi.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">33. Menyindir</b><br />Terkadang karena saking marahnya orang tua sering mengungkapkannya dengan kata2 singkat yang pedas dengan maksud menyindir, seperti, “Tumben hari gini sudah pulang”, atau “Sering2 aja pulang malem!” atau”Memang kamu pikir Mama/Papa in satpam yang jaga pintu tiap malam?”.<br /><br />Kebiasaan ini tidak akan membuat anak kita menyadari akan perilaku buruknya tapi malah sebaliknya akan mebuat ia semakin menjadi-jadi dan menjaga jarak dengan kita. Kita telah menyakiti hatinya dan membuatnya tidak ingin berkomunikasi dengan kita.<br /><br />Apa yang sebaiknya kita lakukan?<br />Katakanlah secara langsung apa yang kita inginkan dengan kalimat yang tidak menyinggung perasaan, memojokkan bahkan menyakiti hatinya. Katakan saja, “Sayang, Papa/Mama khawatir akan keselamatan kamu lho kalo kamu pulang terlalu malam”. Dan sejenisnya.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">34. Memberi julukan yang buruk</b><br />Kebiasaan memberikan julukan yang buruk pada anak bisa mengakibatkan rasa rendah diri, tidak percaya diri/mimder, kebencian juga perlawanan. Adakalanya anak ingin membuktikan kehebatan julukan atau gelar tersebut pada orang tuanya.<br /><br />Solusinya<br />Mengganti julukan buruk dengan yang baik, seperti, anak baik, anak hebat, anak bijaksana. Jika tidak bisa menemukannya cukup dengan panggil dengan nama kesukaannya saja.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">35. Mengumpan Anak yang Rewel</b></span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </b><br />Pada saat anak marah, merengek atau menangis, meminta sesuatu dengan memaksa, kita biasanya mengalihkan perhatiannya kepada hal atau barang lain. Hal ini dimaksudkan supaya anak tidak merengek lagi. Namun yang terjadi malah sebaliknya, rengekan anak semakin menjadi-jadi. Contohnya, anak menangis karena ia minta dibelikan mainan, Kemusian kita berusaha membuatnya diam dengan berusaha mengalihkan perhatiannya seperi, ” Tuh lihat tuh ada kakak pake baju warna apa tuh…”atau” Lihat ini lihat, gambar apa ya lucu banget?”<br /><br />Ingatlah selalu, pada saat anak kita sedang fokus pada apa yang diinginkannya, ia akan memancing emosi kita dan emosinya sendiri akan menjadi sensitif. Anak kita pada umumnya adalah anak yang cerdas. ia tidak ingin diakihkan ke hal lain jika masalah ini belum ada kata sepakat penyelesaiannya. Semakin kita berusaha mengalihkan ke hal lain, semakin marah lah anak kita.<br /><br />Apa yang sebaiknya dilakukan?</span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Selesaikan apa yang diinginkan oleh anak kita dengan membicarakannya dan membuat kesepakatan di tempat, jika kita belum sempat membuat kesepakatan di rumah. Katakan secara langsung apa yang kita inginkan terhadap permintaan anak tesebut, seperti “Papa/Mama belum bisa membelikan mainan itu saat ini. Jika kamu mau harus menabung lebih dahulu. Nanti Papa/Mama ajari cara menabung. Bila kamu terus merengak kita tidak jadi jalan-jalan dan langsung pulang.” Jika kalimat ini yang kita katakan dan anak kita tetap merengek, segeralah kita pulang meski urusan belanja belum selesai, Untuk urusan belanja kita masih bisa menundanya. Tapi jangan sekali-kali menunda dalam mendidik anak.<br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">36. Televisi sebagai agen Pendidikan Anak</b><br />Perilaku anak terbentuk karena 4 hal:</span></span><ol style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 12px; list-style: decimal inside; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<li style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: #4c4c4c; font-size: 12px; line-height: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 2px 0px 2px 10px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Berdasar kepada siapa yang lebih dulu mengajarkan kepadanya: kita atau TV?</span></span></li>
<li style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: #4c4c4c; font-size: 12px; line-height: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 2px 0px 2px 10px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Oleh siapa yang dia percaya: apakah anak percaya pada kata2 kita atau ketepatan wakyu program2 TV?</span></span></li>
<li style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: #4c4c4c; font-size: 12px; line-height: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 2px 0px 2px 10px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Oleh siapa yang meyampaikannya lebih menyenangkan: apakah kita menasehatinya dengan cara menyenangkan atau program2 TV yang lebih menyenangkan?</span></span></li>
<li style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: #4c4c4c; font-size: 12px; line-height: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 2px 0px 2px 10px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Oleh siapa yang sering menemaninya: kita atau TV?</span></span></li>
</ol>
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Apa yang seharusnya kita lakukan?</span></span><ol style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 12px; list-style: decimal inside; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<li style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: #4c4c4c; font-size: 12px; line-height: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 2px 0px 2px 10px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bangun komunikasi dan kedekatan dengan mengevaluasi 4 hal tersebut yang menjadi faktor pembentuk perilaku anak kita.</span></span></li>
<li style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: #4c4c4c; font-size: 12px; line-height: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 2px 0px 2px 10px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Menggantinya dengan kegiatan di rumah atau di luar rumah yang padat bagi anak2nya.</span></span></li>
<li style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: #4c4c4c; font-size: 12px; line-height: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 2px 0px 2px 10px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Gantilah program TV dengan film2 pengetahuan yang lebih mendidik dan menantang mulai dari kartun hingga CD dalam bentuk permainan edukatif.</span></span></li>
</ol>
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /><br /><b style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">37. Mengajari Anak untuk Membalas</b></span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Sebagian anak ada yang memiliki kecenderungan suka memukul dan sebagian lagi menjadi objek penderita dengan lebih banyak menerima pukulan dari rekan sebayanya. Sebagian orang tua biasanya tidak sabar melihat anak kita disakiti dan memprovokasi anak kita unutuk membalasnya. Hal ini secara tidak langsung mengajari anak balas dendam. Sebab pada saat itu emosi anak sedang sensitif dan apa yang kita ajarkan saat itu akan membekas. Jangan kaget bila anak kita sering membalas atau membalikkan apa yang kita sampaikan kepadanya.<br /> </span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Apa yang sebaiknya kita lakukan?:</span></span><ol style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 12px; list-style: decimal inside; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<li style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: #4c4c4c; font-size: 12px; line-height: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 2px 0px 2px 10px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Mengajarkan anak untuk menghindari teman-teman yang suka menyakiti.</span></span></li>
<li style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: #4c4c4c; font-size: 12px; line-height: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 2px 0px 2px 10px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Menyampaikan pada orang tua yang bersangkutan bahwa anak kita sering mendapat perlakuan buruk dari anaknya.</span></span></li>
<li style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: #4c4c4c; font-size: 12px; line-height: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 2px 0px 2px 10px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ajaklah orang tua anak yang suka memukul untuk mengikuti program parenting baik di radio atau media lainnya.</span></span></li>
</ol>
</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">_______________________________________________________________________</span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Gambar dari : </span></span><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">http://www.islamedia.co/2014/05/untuk-orang-tua-jangan-lakukan-37.html </span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: scroll; background-color: white; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; color: black; font-family: verdana, verdana, verdana; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: x-small; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">[toktokwow.com]</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-71591673596609284042014-04-25T18:31:00.000+08:002014-04-25T18:31:41.598+08:00Smart Parent for Smart Children<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-9GL-xXl7pX4/U1o2_MU4EII/AAAAAAAABXE/xEXl2u5kguI/s1600/smart-kids-ftr.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-9GL-xXl7pX4/U1o2_MU4EII/AAAAAAAABXE/xEXl2u5kguI/s1600/smart-kids-ftr.jpg" height="250" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Artikel ini dari Sahabat Saya Fitria M.A yang beberapa bulan lalu menjadi Seorang Istri :D (saya kapan?? nah lohh) :D<br />
<br />
Dibaca yuk Ole2nya, semoga bermanfaat..<br />
<br />
Sedikit oleh-oleh dari Seminar Parenting "Smart Parents Smart Children" yang diadakan Has Darul Ilmi 12 April 2014.<br />
<br />
Materi yang sangat bagus untuk para orang tua yang diberikan oleh Bunda Kurnia Widhiastuti dari Sygma Parenting Community.<br />
<br />
Tidak terasa, sebenarnya waktu kita untuk mendidik anak itu sangatlah singkat.<br />
Saat anak sekolah ditempat jauh, saat anak waktunya kuliah di kota lain, saat ia menikah...<br />
Sangat singkat Bunda!<br />
Gunakanlah waktu sebaik-sebaiknya untuk menanamkan hal baik ke anak, karena tidak terasa, itu akan segera berlalu.<br />
<br />
<b>Waktu berharga pengasuhan anak:</b><br />
7 tahun pertama (0-7 tahun):<br />
Perlakukan anakmu sebagai raja.<br />
Zona merah - zona larangan<br />
jangan marah-marah, jangan banyak larangan, jangan rusak jaringan otak anak.<br />
Pahamilah bahwa posisi anak yang masih kecil, saat itu yang berkembang otak kanannya.<br />
<br />
<b>7 tahun kedua (7-14 tahun):</b><br />
Perlakukan anakmu sebagai pembantu atau tawanan perang.<br />
Zona kuning - zona hati-hati dan waspada.<br />
Latih anak-anak mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, mencuci piring, pakaian, setrika, dll.<br />
Banyak pelajaran berharga dalam kemandirian yang bermanfaat bagi masa depannya.<br />
<br />
<b>7 tahun ketiga (14-21 tahun):</b><br />
Perlakukan anak seperti sahabat.<br />
Zona hijau - sudah boleh jalan.<br />
Anak sudah bisa dilepas untuk mandiri. Mereka sudah bisa dilepas sebagai duta keluarga.<br />
<br />
<b>7 tahun keempat (21-28 tahun):</b><br />
Perlakukan sebagai pemimpin.<br />
Zona biru - siap terbang.<br />
Siapkan anak untuk menikah.<br />
<br />
Pada masa anak-anak yang berkembang otak kanannya. Otak kiri berkembang saat usianya menjelang 7 tahun. Anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat. Sedangkan anak laki lebih lambat. Keseimbangan otak kanan dan kiri pada anak laki-laki baru tercapai sempurna di usia 18 tahun, sedangkan anak perempuan sudah cukup seimbang otak kanan dan kirinya di usia 7 tahun.<br />
Ampun dah lama bener ya?<br />
No wonder our hubby suka rada ajib. He...he....<br />
<br />
Ternyata ada rahasia Allah mengapa diatur seperti itu.<br />
<br />
Laki-laki dipersiapkan untuk jadi pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Untuk itu, jiwa kreatifitas dan explorasinya harus berkembang pesat. Sehingga pengalaman itu membuatnya dapat mengambil keputusan dengan tenang dan tepat.<br />
<br />
Sementara perempuan dipersiapkan untuk jadi pengatur dan manajer yang harus penuh keteraturan dan ketelitian.<br />
<br />
Untuk memberi intruksi pada anak, gunakan suara Ayah. Karena suaranya bas, empuk dan enak di dengar.<br />
<br />
<i><span style="color: #cc0000;">Kalau suara Ibu memerintah, cenderung melengking seperti biola salah gesek. Itu bisa merusak sel syaraf otak anak. 250rb sel otak anak rusak ketika dimarahin.</span></i><br />
<br />
<i><b>Solusinya, Ibu bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat jika ingin memberikan instruksi.</b></i><br />
<i><b>Suara perempuan itu enak didengar jika digunakan dengan nada sedang. Cocok untuk mendongeng atau bercerita.</b></i><br />
<br />
<b><span style="color: red;">Cara berkomunikasi yang efektif dengan anak:</span></b><br />
1. Merangkul pundak anak sambil ditepuk lembut.<br />
2. Sambil mengelus tulang punggung anak hingga ke tulang ekor.<br />
3. Sambil mengusap kepala.<br />
Dengan sentuhan ada gelombang yang akan sampai ke otak anak sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur.<br />
<br />
Demikian sedikit oleh-olehnya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat....Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-64166738416649380382013-09-21T07:51:00.001+08:002013-09-21T07:51:10.530+08:0010 Pesan DSP PKS untuk Kader Dakwah<p dir=ltr>UNTUKMU KADER DAKWAH !</p>
<p dir=ltr>تِلْكَ الدَّارُ الْآَخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ <br>
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al-Qashash 83).</p>
<p dir=ltr>1. Hendaknya antum selalu berorientasi pada akhirat, karena akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.  </p>
<p dir=ltr>2. Jagalah amalan harian antum, khususnya sholat lima waktu berjamaah dan di masjid, lebih khusus lagi sholat Subuh. </p>
<p dir=ltr>3. Perbanyaklah bekal antum, bekal ilmu dan amal  sholih, sehingga dapat mengantarkan derajat ketaqwaan. Dan sebaik-baiknya bekal adalah ketaqwaan. </p>
<p dir=ltr>4. Hiasi dirimu dengan akhlak  mulia  terutama zuhud, karena dengan zuhud akan dicintai Allah dan manusia. </p>
<p dir=ltr>5. Berusahalah semaksimal mungkin untuk bisa itsar (mengutamakan ikhwah), kalau belum bisa jangan tinggalkan sikap salamatul qolb (lapang dada dan tidak hasad) pada mereka. </p>
<p dir=ltr>6. Gunakan jabatan publik yang diamanahkan kepada antum sebagai sarana ibadah, khidmah dan dakwah. </p>
<p dir=ltr>7. Janganlah mempertentangkan tarbiyah dengan siyasah (politik), karena keduanya sarana untuk meneggakan Syariah. </p>
<p dir=ltr>8. Jalan dakwah itu panjang dan berat, maka hendaknya senantiasa saling tolong menolong dan beramal jama’i, karena antum akan lemah jika sendiri, tetapi kuat  jika bersama saudara yang lain.</p>
<p dir=ltr>9. Bersiap siagalah, karena puncak ajaran Islam adalah jihad, maka hendaknya antum senantiasa menjaga kesehatan dan senantiasa berolah raga. </p>
<p dir=ltr>10. Bersemangatlah untuk meraih kemuliaan tertinggi berupa istiqomah di jalan dakwah, husnul khotomah dan mati fii sabilillah  sehingga meraih puncak kenikmatan yaitu dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga Allah.</p>
<br/><a href="https://play.google.com/store/apps/details?id=com.beanie.blog"><font size="2">Posted via Blogaway</font></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-48816175655026151862013-07-10T15:38:00.001+08:002013-07-10T15:38:31.040+08:00Cara Mengajarkan Anak Menghafal Al Quran Sejak Bayi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-akrRIc3NBbk/Ud0PZMLbEQI/AAAAAAAABIA/8ZuZ83LcFCo/s1600/18698_503484783016938_1217246959_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-akrRIc3NBbk/Ud0PZMLbEQI/AAAAAAAABIA/8ZuZ83LcFCo/s1600/18698_503484783016938_1217246959_n.jpg" height="237" width="320" /></a></div>
Artikel ini ketemunya secara tidak sengaja, buka-buka facebook eh ada ustad yg membagikan link.nya di Beranda. Publish di Blog sendiri, biar besok-besok tidak kelupaan :) dan pasti sangat bermanfaat kedepannya.<br />
<br />
****<br />
Ingin tahu bagaimana cara mengajarkan anak menghafal Al Quran sejak bayi? Untuk bisa mendapatkan keturunan yang hafal Al Quran ternyata tidak hanya harus dilakukan setelah bayi lahir dan dewasa, justru pendidikan usia kandungan akan sangat menentukan bagaimana kelak cita-cita tersebut bisa diwujudkan. Orang tua mana yang tak bangga dengan putera puterinya yang bisa hafidz Al Quran? Sayangnya terkadang suri tauladan orang tua sendiri dalam hal mengajarkan keteladanan Al Quran pada sang buah hati masih kurang, sehingga si anak tak punya panutan yang kuat untuk menghafal dan memahami Al Quran setiap waktu.<br />
<br />
Ini dia langkah mudah cara mengajarkan anak menghafal Al Quran sejak bayi. Dengan cara ini Anda akan lebih mudah lagi mengajak anak Anda kelak bisa hafal Al Quran, dibanding hanya dengan paksaan keinginan Anda memiliki seorang anak yang hafidz tanpa menggunakan strategi yang jelas untuk bisa mewujudkannya. Beberapa cara mengajarkan anak menghafal Al Quran sejak bayi tersebut adalah sebagai berikut:<br />
<br />
Semenjak dalam kandungan mulai diajarkan mengenalkan huruf Al Quran dan dilanjutkan dengan menghafal surat-surat pendek. Caranya adalah dengan membacakan langsung secara dekat ke arah perut sang ibu. Dibacakan dengan cara lambat dan diulang-ulang sebanyak tiga kali. Lakukan jadwal rutin misalnya dua kali dalam sehari. Jadikan ini sebagai sekolah bayi Anda yang pertama. Orang tua harus bekerja sama, baik ayah maupun ibu harus saling mendukung langkah tersebut.<br />
Rajin-rajinlah memperdengarkan lantunan murottal Al Quran kepada bayi dalam kandungan, baik oleh Anda maupun suami, atau juga bisa menggunakan mp3 murottal dari para syaikh. Putar sesering mungkin, terutama pada waktu-waktu shalat, magrib, hendak tidur dan sebagainya.<br />
Berdoalah selalu kepada Allah agar dikaruniai keturunan yang hafidz, dan terus juga dukung dengan contoh tauladan dari kedua orang tua.<br />
Cara mengajarkan anak menghafal Al Quran sejak bayi tersebut telah terbukti membuat anak yang baru lahir menjadi lebih akrab dan mudah menghafal Al Quran.<br />
<br />
http://kisahislami.com/cara-mengajarkan-anak-menghafal-al-quran-sejak-bayi/Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-45953996611580265142013-05-22T10:22:00.001+08:002013-05-22T10:26:12.415+08:00Sebotol Racun 'Semangat Hidup"<span style="color: #444444; font-family: inherit; line-height: 0.19in;">Seorang
pria mendatangi seorang Sufi yang diseganinya, “Sufi, saya bosan
hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau. Saya ingin mati
saja.”</span><br />
<div style="line-height: 0.19in; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />Sang
Sufi tersenyum, “Oh, kamu pasti sedang sakit, dan penyakitmu pasti
bisa sembuh.”</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />“Tidak
Sufi, tidak. Saya sudah tidak ingin hidup lagi, saya ingin mengakhiri
hidup saya ini saja,” tolak pria itu.</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />“Baiklah
kalau memang itu keinginanmu. Ambil racun ini. Minumlah setengah
botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malamnya engkau akan
mati dengan tenang.”</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />Pria
itu bingung. Pikirnya setiap Sufi yang ia pernah datangi selalu
memberikannya semangat hidup. Tapi yg ini sebaliknya dan justru
menawarkan racun.</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />Sesampainya
di rumah, ia minum setengah botol racun yang diberikan Sufi tadi. Ia
memutuskan makan malam dengan keluarga di restoran mahal dan memesan
makanan favoritnya yang sudah lama tidak pernah ia lakukan. Untuk
meninggalkan kenangan manis, ia pun bersenda gurau dengan riang
bersama keluarga yang diajaknya. Sebelum tidur pun, ia mencium
istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu.”</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />Besok
paginya dia bangun tidur, membuka jendela kamar dan melihat
pemandangan di luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia
tergoda untuk jalan pagi.</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />Pulang
ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir kopi. Satu
untuk dirinya, dan satunya untuk istrinya.</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />Istrinya
yang merasa aneh, kemudian terheran-heran dan bertanya, “Sayang,
apa yg terjadi? Selama ini, mungkin aku ada salah ya. Maafkan aku ya
sayang?”</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />Kemudian
dirinya mengunjungi ke kantornya, ia menyapa setiap orang. Stafnya
pun sampai bingung, “Hari ini, Boss kita kok aneh ya?” Ia menjadi
lebih toleran, apresiatif terhadap pendapat yang berbeda. Ia seperti
mulai menikmatinya.</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />Pulang
sampai rumah jam 5 sore, ternyata istrinya telah menungguinya. Sang
istri menciumnya, “Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini
aku selalu merepotkanmu.” Demikian halnya dengan anak-anaknya yang
berani bermanjaan kembali padanya.</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />Tiba-tiba,
ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh
diri. Tetapi bagaimana dengan racun yang terlanjur sudah ia
minum?</span></span><br />
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><br />Bergegas
ia mendatangi sang Sufi, dan bertanya cemas mengenai racun yang telah
sebelumnya ia minum kemarin. Sang Sufi dengan enteng mengatakan,
“Buang saja botol itu. Isinya hanyalah air biasa kok. Dan saya
bersyukur bahwa ternyata kau sudah sembuh.”</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #444444;"><br /></span></span>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #444444;">“</span><span style="color: #444444;"><b>Bila
kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja,
maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan ini. Maka leburkan
“belenggu egomu”. Satu kata untukmu, “Bersyukurlah”. Karena
itulah rahasia kehidupan sesungguhnya. Itulah kunci kebahagiaan, dan
jalan menuju ketenangan”.</b></span></span></blockquote>
</div>
<div style="line-height: 0.19in; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><b><br /></b></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-PpH1vtL-6tc/UZwrr7nvMmI/AAAAAAAABHY/iVscpFOpU4Y/s1600/thefix.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-PpH1vtL-6tc/UZwrr7nvMmI/AAAAAAAABHY/iVscpFOpU4Y/s1600/thefix.com.jpg" /></span></a></div>
<div style="line-height: 0.19in; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: inherit;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="line-height: 0.19in; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #444444;"><b>*</b></span>http://inmotivasi.blogspot.com</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-18060219071041465802013-04-05T16:37:00.003+08:002013-04-05T16:40:13.958+08:00Bisnis Itu Masalah Mental<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-k6QWnvMrRVA/UV6NBuCHm4I/AAAAAAAABEY/32XF5DistLk/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-k6QWnvMrRVA/UV6NBuCHm4I/AAAAAAAABEY/32XF5DistLk/s1600/images.jpg" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: grey; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11.111111640930176px; line-height: 15.555556297302246px;"><br /></span>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Berbisnis itu masalah mental, bukan modal dalam pengertian uang. </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Modal itu kalau mau dirumuskan sederhana, C=I+C. Kalau C yang pertama itu Capital alias modal, maka itu hanyalah hasil dari Integrity (I) dan Commitment (C). </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Integrity / Integritas artinya satu kata dengan perbuatan, bisa dipercaya. </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Contohnya : Biarpun usaha rugi, tetap tanggung jawab ke investor, ngga ngumpet apalagi kabur. </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Sedangkan Commitment / Komitmen artinya suka duka dijalani. </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Tidak mau enaknya saja. </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Tidak ada bisnis langsung enak. </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Nah, siapa yang lagi nyari modal? Penuhi saja faktor Integritas dan Komitment kita, pasti modal akan mengejar kita.</blockquote>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Ketemu di FB tetangga.. Mari tumbuhkan semangat bisnis, "Walau Badai Menghadang"Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-82838859402421605642012-12-18T09:46:00.000+08:002012-12-18T09:46:13.049+08:00Esok yang Pasti<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-Dj4HdHIQ7O8/UM_KIIa6kCI/AAAAAAAAA6E/1br15knuzEQ/s1600/537742_10200202893296089_241030418_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="http://4.bp.blogspot.com/-Dj4HdHIQ7O8/UM_KIIa6kCI/AAAAAAAAA6E/1br15knuzEQ/s400/537742_10200202893296089_241030418_n.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
esok pasti ada, tapi esok belum pasti untuk kita..<br />
<br />
lakukan yang terbaik untuk hari esok..<br />
<br />
sesekali tengoklah kebelakang agar kau tahu apa yang perlu ditingkatkan dan apa yang harus ditinggalkan<br />
<br />
Keep Fight, Hidup ini indah jika kau menatap hari esok yang pasti dengan indah ^^Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-83243215860746440992012-12-09T11:02:00.001+08:002012-12-09T11:07:11.126+08:00the Liebster Award (susulan)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-eahOqkkFnro/UMP_ViW-l5I/AAAAAAAAA5U/F92m306gG1U/s1600/the-liebster-award.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-eahOqkkFnro/UMP_ViW-l5I/AAAAAAAAA5U/F92m306gG1U/s1600/the-liebster-award.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;">hahaha, ini dibilang betul betul award keramat. setelah dapat dari <a href="http://mutiah-arsyuddin.blogspot.com/2012/11/the-liebster-award.html" target="_blank">yuni</a> skrng dapat lagi dari <a href="http://www.perjalananransel.blogspot.com/2012/11/the-liebster-award.html" target="_blank">kakak anti</a>.. tidak berpanjang lebar, langsung di jawab saja yah.. :) </span><br />
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
1. Hidup adalah... <span style="color: red;">Perjuangan, terus bergerak, bermanfaat untuk orang lain.</span><br />
<br />
2. Bangun tidur apa yang pertama kali terlintas? <span style="color: red;">air :D</span><br />
<br />
3. Dari semua karya semesta, apa yg paling kamu suka? <span style="color: red;">pantaaaaaaaaai, lauuuut, ombak.. masyaAllah subhanallah ciptaan Allah ini</span><br />
<br />
4. 3 hal yang jadi passion mu... <span style="color: red;">Teknologi, all about motivation</span><br />
<br />
5. Kamu itu: Uptown Boy/Girl, Adventure Seeker or Art Lover? <span style="color: red;">ART LOVER.. ciyusss :p</span><br />
<br />
6. Kenapa (tidak) tarbiyah? Apa yang kamu sukai dari tarbiyah? <span style="color: red;">saya ketemu kalian karena jalan tarbiyah :D saya mengetahui banyak hal karena tarbiyah, karena tarbiyah bikin hidup lebih hidup :D</span><br />
<br />
7. Pasti ada Murabbi yg paling berkesan dalam hidupmu? Gimana orangnya? <span style="color: red;">Iyah ada, seorang ibu muda dengan anak sekian orang, cantik dan lincah agak sedikit hebring gimanaaa gitu, oiya orangnya cerdas :D . waktu masih maba suka liat karena cantik dan lincah :p</span><br />
<br />
8. Percaya gak sama yg namanya serendipity? Pilih mana, serendipity or coincidence (kebetulan)? <span style="color: red;">hehehe, ada Allah yg ngatur yah.. klo mau bilang kebetulan atau serendipity, hmmm mungkin jalanNya Allah ngasi kita seperti itu :D</span><br />
<br />
9 . Wanita karir atau ibu rumah tangga? Pembantu atau pengasuh anak? ASI or susu formula? <span style="color: red;">Ibu rumah tangga yang berpenghasilan, asisten RT, ASI.</span><br />
<br />
10. Negara mana yang pengen skali kamu kunjungi? <span style="color: red;">Jepang, Rusia, Turki (klo UMRAH dan Haji dak masuk hitungan, kan wajib)</span><br />
<br />
11. Apa ide brilianmu untuk Indonesia (pilih satu bidang)? <span style="color: red;">perbaikan kurikulum di Indonesia dengan mengadakan 1-2 mata pelajaran pendidikan moral dan etika untuk anak Indonesia dari play group sampe SMA, penilaian bukan hanya dari materi tapi juga pengaplikasian di kehidupan sehari-hari dengan tujuan Indonesia berbudi pekerti luhur, karena Indonesia akan dipimpin oleh pemuda-pemuda dengan moral dan etika yang patut diacungi jempol.. Indonesia DAMAI :)</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-74719332632675118782012-11-15T10:07:00.002+08:002012-11-15T10:08:27.867+08:00the Liebster Award<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-chO5Z--_v70/UJ-Xakw418I/AAAAAAAAA5E/z4bHzXef_WQ/s1600/the-liebster-award.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-chO5Z--_v70/UJ-Xakw418I/AAAAAAAAA5E/z4bHzXef_WQ/s1600/the-liebster-award.jpg" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">pekan lalu, saya dapat award dari <a href="http://clk7.blogspot.com/2012/11/the-liebster-award.html" target="_blank">yuni</a> nama awardnya The Liebster Award. tapi baru diselesaikan sekarang, maap ya jeunk.. :D</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">award serupa hampir tiap tahun saya dapat, itulah kenapa saya menyebutnya award keramat. =)) Awardnya yang ini rada2 ribet gitu deh, ada aturan mainnya cuyy. Ini dia aturan mainnya :</span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Aturan main:</div>
<div style="text-align: center;">
1. Tiap orang yang kena tag harus nulis 11 hal tentang dirinya. </div>
<div style="text-align: center;">
2. Jawab pertanyaan oleh orang yang nge-tag kamu.</div>
<div style="text-align: center;">
3. Bikin 11 pertanyaan baru buat orang yang pingin kamu tag.</div>
<div style="text-align: center;">
4. Cari 11 orang yang 'beruntung' itu, trus link-kan ke postinganmu.</div>
<div style="text-align: center;">
5. Kasih tau mereka kalo mereka tuh 'beruntung' dapet award ini.</div>
<div style="text-align: center;">
6. Dilarang tag balik.</div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
oke, kita langsung ke point 1..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Siang atau malam? Gelap atau terang? Panas atau dingin? Pilih mana.</div>
<div style="text-align: justify;">
pilih semuanya, maruk toh?? hahaha... Siang dan malam, terang, dingin :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Menurutmu, brother-complex itu apa?</div>
<div style="text-align: justify;">
Brother-complex itu, kakak yang akrab sama adeknya :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Kalo lagi bengong di bandara, terminal, stasiun atau pelabuhan biasanya kalian ngapain?</div>
<div style="text-align: justify;">
kalo lagi bengong di Bandara, liat2i orang yg jalan2 di depanku, main2 hp</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Setuju kan kalo perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri. Nah apa yang udah kamu lakukan untuk itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
Setuju dong, yang harus diubah dulu dari sekarang Malas, Tidak Disiplin, Diam tidak pada tempatnya :D </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Udah hafal berapa surat dari Al-Quran?</div>
<div style="text-align: justify;">
ffiiuuuh, belum sampe 114. ini salah satu cita2ku bisa hafal quran 114 surah. mohon doanya yah ^^</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Apa aja hal-hal yang bikin kamu interest?</div>
<div style="text-align: justify;">
Teknologi, Laut, Pantai, sesuatu yang baru, sesuatu yang dinamis dan tidak mengikat :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Barang paling mahal yang kamu beli pake duit sendiri?</div>
<div style="text-align: justify;">
yang paling mahal sekarang, HP androidku :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Akan menikah dengan orang yang dicintai? Atau mencintai orang yang dinikahi?</div>
<div style="text-align: justify;">
Menikah dengan orang yang dicintai dan mencintai orang yang dinikahi.. hehehehehehe (sapa suruh kasi pilihan begitu) :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Target tahun ini yang belum tercapai?</div>
<div style="text-align: justify;">
NIKAH, dll :p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Menurutmu kalo ada jalanan rusak, siapa yang patut disalahkan?</div>
<div style="text-align: justify;">
Orang yang merusak</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Deskripsikan rumah idamanmu! </div>
<div style="text-align: justify;">
yang ini saya suka, rumah idamanku itu ada di daerah pantai (kalo bisa), punya cukup halaman hijau (depan, belakang dan samping rumah), sejuk dan bersih, fentilasi bagus, kalo perlu tidak usah pakai AC, tertata rapi, warna yang fresh dan model minimalis, tidak perlu mewah asalkan orang-orang di dalamnya merasa nyaman, muat banyak orang. Semoga bisa punya rumah seperti itu dalam waktu dekat, aamiin.. ^^</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Terjawab semuanya :D maap, kalo ada yang tidak sesuai.<br />
<div style="background-color: white; font-size: 15px; line-height: 21px; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Nah sekarang, giliran saya yang buat pertanyaannya, disimak yah</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
1. satu kata buatku yang ada dikepalamu :D saat ini !!</div>
<div style="text-align: center;">
2. pilih mana gemuk atau kurus?</div>
<div style="text-align: center;">
3. arti sukses menurutmu??</div>
<div style="text-align: center;">
4. mau ber"Haji" umur berapa?? </div>
<div style="text-align: center;">
5. Kalo diberi kesempatan, mention Pak Presiden di twitter, apa yang akan kamu katakan?</div>
<div style="text-align: center;">
6. alasan ngeBlog?</div>
<div style="text-align: center;">
7. mimpimu 5 tahun yang akan datang??</div>
<div style="text-align: center;">
8. pilih mana, sms atau nelpon?</div>
<div style="text-align: center;">
9. ELEGAN itu.....</div>
<div style="text-align: center;">
10. kerja di Rumah atau di luar Rumah? :p<br />
11. pendiam atau pemalu?<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
yang beruntung mendapatkan award ini adalaaaaaah:</div>
<div style="text-align: left;">
1. <a href="http://unnaiko.blogspot.com/" target="_blank">unna</a></div>
<div style="text-align: left;">
2. <a href="http://kadriani-idrus.blogspot.com/?zx=e3530374b07efd98" target="_blank">ria</a></div>
<div style="text-align: left;">
3. <a href="http://nurfaisyah.web.id/" target="_blank">ica</a></div>
<div style="text-align: left;">
4. <a href="http://iefhaadventures.blogspot.com/" target="_blank">iefha</a></div>
<div style="text-align: left;">
5. <a href="http://samuri-cut3.blogspot.com/" target="_blank">sari</a></div>
<div style="text-align: left;">
6. <a href="http://aineblume.wordpress.com/" target="_blank">mirna sisi emon</a></div>
<div style="text-align: left;">
7. <a href="http://fitrinulis.blogspot.com/" target="_blank">fitri</a> (biar rajin ngeblog)</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-45318417639243934352012-10-14T12:44:00.001+08:002012-10-14T12:44:08.639+08:00Postive Thinking<blockquote class="tr_bq">
Manusia memiliki mental pembelajar, setelah melewati satu masa maka yang lalu itu menjadi suatu pengalaman dan pembelajaran di masa yang akan datang.</blockquote>
<div>
Mungkin bulan ini, boleh disebut sebagai bulan yang "Complicated", ketika masalah datang bertubi-tubi. Masalah ini masalah itu, masalah disana masalah disitu pokonya sedaplah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya berusaha berpositif thinking, kalau ini musibah atau azab semoga Allah menerima taubatku karena tiap musibah adalah imbas dari kesalahan kita masa lalu. Kalau ini ujian, semoga Allah menaikkan derajatku dan orang-orang yang ada disekitarku serta percaya bahwa Allah akan memperlihatkan Hikmah terindahNya buat kami. Ini janji Allah kepada orang-orang yang sabar dan bersyukur.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tak berhenti berpikir positif atas apa yang telah saya alami, lagi lagi doa dan usaha itu sinergis. Melakukan yang terbaik apa yang bisa saya lakukan, tidak ada yang mengetahui masa depan kita seperti apa. Belajar dari pengalaman tidak akan membuat kita terjatuh dalam lubang yang sama. Itulah mengapa <i>Manusia</i> disebut sebagai mahluk pembelajar. bukankah seperti itu?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pesimis dengan masa lalu mungkin wajar-wajar saja, tapi saya tetap optimis dengan masa yang akan datang. lagi lagi, saya yakin Allah selalu membukakan jalanNya untuk memperbaiki kesalahan, bukan begitu? ^_^ </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hei bukankah setelah badai ada pelangi cantik ^^</div>
<div>
Never Give Up</div>
<div>
Roda itu berputar, sayang..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mari kita menata hidup kita jauh lebih baik, Allah masih memberi kesempatan untuk bernafas.. Pernahkah kita memintanya?? Tidak... Bersyukurlah, Allah Maha Rahman dan Maha Rahim..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Manusia pembelajar, pasti dapat mengakui kesalahan, belajar dari kesalahan, memohon ampun, berprasangka baik pada Allah, "<i>Keep way on the track", </i>dan ambil hikmahnya.. Nikmati hidup itu indah, sayang. ^_^</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-kGOnjN6GknI/UHpCdDU16xI/AAAAAAAAA4g/mW2pw5_Wgt0/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="http://1.bp.blogspot.com/-kGOnjN6GknI/UHpCdDU16xI/AAAAAAAAA4g/mW2pw5_Wgt0/s320/1.jpg" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">Give me some sunshine</span></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">give me some rain</span></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">give me another chance</span></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">I wanna grow up once again</span></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">(Give Some Sunshine-3 Idiot)</span></i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-27628699041077482522012-09-27T23:05:00.001+08:002012-09-27T23:07:50.017+08:00Itu Kami..<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-HN69JfPJlHI/UGRrGWRnL9I/AAAAAAAAA4Q/tKGbReIKI04/s1600/akhwat.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-HN69JfPJlHI/UGRrGWRnL9I/AAAAAAAAA4Q/tKGbReIKI04/s1600/akhwat.png" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Kami tegas, tapi kami tidak sangar..<br />
<br />
Kami cinta lingkungan kami..<br />
<br />
Kami dididik Keep On Fighting Till The End..<br />
<br />
Kata siapa kami tidak feminim??<br />
<br />
Kata siapa kami tidak bisa berbicara pelan dan lembut??<br />
<br />
Kata siapa kami ini suka "Nyablek"??<br />
<br />
Kata siapa kami ini tidak bisa sopan santun??<br />
<br />
Kata siapa kami tidak bisa bermanja-manja??<br />
<br />
Kata siapa kami bukan pencinta??<br />
<br />
Kata siapa kami tidak perhatian??<br />
<br />
Kami tetap wanita, fitrah kami tak kan pernah lepas sebagai seorang wanita..<br />
<br />
Tapi kami paham kapan dan dimana kami akan mengekspresikannya..<br />
<br />
Karena Kami Akhwat Teknik.. ^___^<br />
<br />
********************************************<br />
<br />
<span style="font-size: xx-small;">Tulisan iseng sebelum tidur, ole2 sharing2 singkat di titik 0 mdpl...</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-32872228540891921842012-09-26T14:51:00.000+08:002012-09-26T14:52:17.819+08:00Manusia Biasa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-NcHYGkkaSUY/UGKl2gQ4avI/AAAAAAAAA4A/PfXXKZbR7GU/s1600/zzz.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="290" src="http://3.bp.blogspot.com/-NcHYGkkaSUY/UGKl2gQ4avI/AAAAAAAAA4A/PfXXKZbR7GU/s400/zzz.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
saya tak sempurna..<br />
<br />
kekuranganku banyak..<br />
<br />
bahkan tak ada yang bisa diandalkan..<br />
<br />
wajar jika saya cemburu dengan mereka yang hebat..<br />
<br />
wajar jika saya cemburu dengan mereka yang punya sepak terjang yang luar biasa..<br />
<br />
saya!! saya hanya bisa membantu apa orang lain butuhkan, meskipun itu hanya membantu menuliskan satu titik dikertas putihnya..<br />
<br />
saya membantu apa yang saya mampu, meskipun itu hal sederhana bahkan sepele..<br />
<br />
tidak seperti mereka manusia manusia super, jadi panutan orang banyak..<br />
<br />
seolah tak ada waktunya untuk istirahat..<br />
<br />
mereka manusia manusia hebat di mataku..<br />
<br />
mereka hebat, mereka hebat..<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-14759990153718032272012-08-18T00:00:00.000+08:002012-08-18T00:11:01.202+08:0028 Ramadhan dan cerita tentang beliau<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK323PI8nUYlIgVNDZxjo2o068BQo2oxUGTJATRbgZPhP4g_BrVGFmVWjiPsK8cY_DbpKtmM6h1eL82WyeeA7P-n3MFAe2Y7yK2pE35yVUrhcflmRR1LNmfyefptsjmWOBH1sjVbbot8k/s1600/I_Love_Daddy.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><img border="0" height="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK323PI8nUYlIgVNDZxjo2o068BQo2oxUGTJATRbgZPhP4g_BrVGFmVWjiPsK8cY_DbpKtmM6h1eL82WyeeA7P-n3MFAe2Y7yK2pE35yVUrhcflmRR1LNmfyefptsjmWOBH1sjVbbot8k/s320/I_Love_Daddy.jpg" width="320" /></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Muti, tanggal 28 Ramadhan Abbamu dikuburkan di'?", pertanyaannya Ummi, tiba-tiba membuyarkan lamunanku yang sedang melanglang ke 15 tahun yang lalu yang kebetulan ummi menanyakan hal yang sama, mungkin kita berdua sedang memikirkannya disaat bersamaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"iye", jawabku pelan sambil senyum..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"28 Ramadhan, kalian mulai jadi anak yatim", sambungnya..<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>wuzzz, </i>seperti ada angin panas yang menghampiri sekilas.. ekspresiku hanya senyum dan melanjutkan beres-beres rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sebetulnya, sejak beberapa hari yang lalu pikiranku sudah ada disana, mungkin ummi pun demikian. Setiap akhir Ramadhan, ingatan memang selalu kesana 15 tahun yang lalu ^_^</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>15 tahun yang lalu, kehilangan sosok seorang Ayah</i> ^_^</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hari yang lalu saya menonton acara di salah satu stasiun TV swasta, dimana ada seorang Ayah yang mengajarkan anaknya mengayuh sepeda barunya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
^_^ teringat waktu saya yang diajarkan bersepeda oleh Abbaku, waktu itu masih duduk di TK nol besar (kalo tidak salah ingat). Dengan pelan-pelan Abba melatih mengayuh sepeda roda 4 yang 2 roda bantunya telah dibuka, mengelilingi lapangan bola depan rumah kami. Setengah lapangan Abba masih memegang di bagian belakang sepeda, tanpa tersadar saya mengelilingi lapangang tanpa dipegang lagi dan akhirnya terjatuh. Dan mahirlah saya mengayuh sepeda roda 2.<br />
<br />
Pernah juga, Abba menyembunyikan sepedaku di gudang, karena saya terlalu sering keluar siang. ^_^</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
dan hadirlah beribu-ribu kenangan di dalam kepalaku, yang menghadirkan banyak ekpresi. Nangis, senyum, tertawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>15 tahun yang lalu, perpisahan memang selalu sakit kawan</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi sudah sunnatullah, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan dan semua yang hidup akan kembali padaNya. Cuma waktu yang membedakan. Disetiap awal perpisahan manusia mana sih yang tidak merasa kehilangan?? Begitupun kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi semakin berjalannya waktu, Allah telah membuka mata kami dan berkata "Hei, ini Hikmah besar yang dari semua kejadian yang telah kalian lalui"..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak kemungkinan-kemungkinan yang bisa hadir.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin, kami akan menjadi manja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin, kami tidak mengenal arti kesederhanaan,</div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin, kami sudah dianggap layak menumpu beban hidup masing-masing sepeninggal beliau,</div>
<div style="text-align: justify;">
atau kemungkinan lainnya, yang biasa terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>15 tahun yang lalu, beliau pergi meninggalkan jabatan strategis di awal periodenya</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjadi Dekan Pertama, disalah satu fakultas baru di salah perguruan tinggi negeri di Makassar terhitung baru 6 bulan, dan dihadapkan dengan konflik dan intrik dengan mahasiswanya yang menuntut terlalu banyak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
di lain sisi, beliau berharap anak-anaknya bisa melanjutkan cita-citanya, tanpa haus jabatan dan harta. melanjutkan kehidupan keluarga dan beregenerasi, tetap memegang teguh landasan Agama dan tata krama kehidupan, tanpa menjadikan harta dan tahta sebagai patokan dalam berjalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>15 tahun yang lalu, dia pergi.. wajar dikenang</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
kata orang-orang disekitarku, "<i>muti, kamu mi yang paling diperhatikan sama Abbamu. karena satu-satuji perempuan".</i> </div>
<div style="text-align: justify;">
mungkin saya tidak terlalu merasakannya. disaat beliau sibuk (tak pernah kulihat waktunya bersantai-santai) dan umur saya masih sangat kanak-kanak ditambah lagi saya jarang berkomunikasi dengan beliau. Segan. Ya, beliau sosok yang pantas untuk disegani, termasuk kami anak-anaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
tapi satu kenangan yang sangat saya ingat, disaat penyakit beliau sedang keras-kerasnya (beberapa hari sebelum masuk rumah sakit, beberapa hari sebelum ramadhan).</div>
<div style="text-align: justify;">
disaat musim hujan dan musim sepatu boot dan musim mantel hujan, Abba masih sempat menemani keliling seharian dari satu tempat ke tempat perbelanjaan lain demi mencari sepatu boot dan jas hujan warna pink kesukaanku, padahal saya tidak pernah menuntut dan meminta untuk dibelikan :(. Sepulang keliling hari itu, beliau menghabiskan ramuan tradisional yang harus dikonsumsinya untuk menghalau virus-virus jahat yabg telah menggerogoti tubuhnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3 hari setelah itu, beliau diharuskan rawat inap karena virus Hepatitis B semakin ganas, saya tidak melihatnya meninggalkan rumah. Katanya, malam sebelum beliau harus rawat inap, beliau masih sempat menandatangani tumpukan file-file dengan posisi duduk yang sudah tidak stabil. Setelah di rawat 27 hari (hanya 3 kali saya diijinkan membesuk, karena wabah virus yang cukup berbahaya), beliau menghadap Sang Rabb. 4 Februari 1997/27 Ramadhan 1417H, tepat adzan Azhar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ijinkan saya menangis..<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ijinkan kami, melanjutkan cita-citanya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Allahumaghfirlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fuanhu.. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ya Rabb, </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Lapangkanlah kuburnya, Terangi dengan cahayaMu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>aamiin</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-52544463875708037952012-08-17T19:33:00.000+08:002012-08-17T22:35:51.702+08:00UntitledKamu Kenapa??<br />
<br />
ntahlah, saya bingung dengan apa yang saya rasa..<br />
kekhawatiran saya terlalu berlebihan,<br />
disatu sisi, saya mengikhlaskannya<br />
disisi lain, saya tidak siap kalau akhirnya dia jatuh di tangan orang lain<br />
<br />
Kamu cemburu??<br />
<br />
ntahlah, mungkin ini yang dikatakan cemburu,<br />
saya tidak tahu cara mendefinisikannya,<br />
apa ini salah??<br />
<br />
Perbanyak istighfar dan berdoa saja, Allah paling tahu apa yang kamu butuhkan!!<br />
percayalah, rejeki jodoh dan maut tidak akan datang kecuali atas kehendakNya...<br />
<br />
Terima kasih, atas peringatannya.<br />
sesaat saya terlupa bahwa Allah lah sang penguasa..<br />
<br />
(Kamar Biru, 27 Ramadhan 1433H)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp_CWqVfoE-ORO2jafozCTOc_C2aRwbpVaiDFyP8RP9jOF0YU0FRPB5iG7xiuZGGLnBA51WAMaGIEYfk0pbrkFNw-1g-IyZdSbt2Frp93RdY3oocUQ6jOy6U44LAkz0XOm9qqn-_CwxHJs/s1600/149741_1677786386849_1303178033_1793623_5337069_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp_CWqVfoE-ORO2jafozCTOc_C2aRwbpVaiDFyP8RP9jOF0YU0FRPB5iG7xiuZGGLnBA51WAMaGIEYfk0pbrkFNw-1g-IyZdSbt2Frp93RdY3oocUQ6jOy6U44LAkz0XOm9qqn-_CwxHJs/s320/149741_1677786386849_1303178033_1793623_5337069_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-53039782381443954872012-08-14T11:51:00.004+08:002012-08-14T19:13:39.285+08:00Sebiru Hari Ini<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; line-height: 16px;">sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang</span></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;">sebiru hari kita bersama disini</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;">seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;">seindah hati kita, walau kita kan berpisah</span></span></div>
</div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: inherit; line-height: 16px; text-align: left;">
</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: inherit; line-height: 16px; text-align: left;"></span><br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;">bukankah hati kita telah lama menyatu</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;">dalam tali kisah persahabatan ilahi</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;">pegang erat tangan kita terakhir kalinya</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;">hapus air mata meski kita kan terpisah</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;">selamat jalan teman, tetaplah berjuang</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;">semoga kita bertemu kembali</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;">kenang masa indah kita sebiru hari ini</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #333333;"><span style="line-height: 16px;"><i>(Sebiru Hari Ini-Edcoustic)</i></span></span></div>
</div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: inherit; line-height: 16px; text-align: left;">
</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px; text-align: left;"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://images.plurk.com/3244945_b8f6d337d01fb3e9409014a932aa259e.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="http://images.plurk.com/3244945_b8f6d337d01fb3e9409014a932aa259e.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px; text-align: left;"><br /></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-82380997472326713862012-08-11T22:52:00.002+08:002012-08-16T23:36:55.228+08:00DOA<span style="color: #990000;"><br /></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV"><span style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: large;">" dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan............... " </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV"><span style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: large;">Penggalan dari QS Surat Al Ghofir ayat 60</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: inherit; font-size: 10pt;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQB6tmHrEXM6JNMXQNhTqykY4tydH8rSgyYDOxqoZNEQ3al20yQypJ8JG0jQfGoDYqy9EnzhW-t9d0XNJYLrYSaVqZFqERv81D-7SuXzpGH1dSFE7TABD1xj9Xo1N6meV3wuk_M5aUQD8A/s1600/Doa+Setelah+Sholat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="164" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQB6tmHrEXM6JNMXQNhTqykY4tydH8rSgyYDOxqoZNEQ3al20yQypJ8JG0jQfGoDYqy9EnzhW-t9d0XNJYLrYSaVqZFqERv81D-7SuXzpGH1dSFE7TABD1xj9Xo1N6meV3wuk_M5aUQD8A/s320/Doa+Setelah+Sholat.jpg" width="320" /></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: 10pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: 10pt;">Ya Allah Mudahkan Urusanku..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: 10pt;">Hilangkan Rasa Lemahku..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: 10pt;">Hanya KepadaMu hamba memohon segala sesuatunya..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: 10pt;">Karena kepunyaanMulah segala sesuatu yang ada di langit dan ada di bumi..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: 10pt;">Engkau pula yang memiliki segala jawaban dari setiap permasalahan..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: 10pt;">Bukakan PintuMu..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: 10pt;">Mudahkan segalanya, lapangkan dadaku..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: 10pt;">Ringankan langkahku..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: 10pt;">Aamiin Ya Rabb..</span><br />
<span style="color: #990000; font-family: inherit;"><span lang="SV" style="font-size: 10pt;"><br /></span>
<span lang="SV" style="font-size: 10pt;">(Perdos, 23 Ramadhan 1433H)</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-5172247838929042042012-07-09T21:34:00.002+08:002012-08-17T22:40:36.322+08:00Ukhuwah itu CintaTidak ada yang lebih indah selain Cinta<br />
Tidak ada yang lebih indah selain Ukhuwah<br />
<br />
Apalah jadinya hidup tanpa rasa sayang<br />
Apalah artinya hidup tanpa cinta<br />
yang semata-mata karena Allah<br />
<br />
Dulu kita tidak saling mengenal<br />
Tapi Allah mempertemukan kita dengan caraNya<br />
Sehingga tercipatalah rasa sayang dan cinta diantara kita<br />
Ini ukhuwah Saudaraku..<br />
Ikatan persaudaraan karena Allah<br />
<br />
Tak ada kata-kata manis yg berlebihan dalam interaksi kita<br />
Tak ada kata-kata manis karena kepentingan<br />
Semuanya mengalir indah dengan kesantunan<br />
Tak ada sak wasangka yang hadir<br />
karena Allah menjaga hati-hati kita<br />
<br />
Indahnya hidup dalam naungan kasih Ilahi<br />
Ketika Robithoh membasahi bibir<br />
Alam pun turut mengaminkannya<br />
<br />
Ana Uhibbukumfillah..<br />
Spesial sodari2 lingkaranku ^_^<br />
Sodara-sodariku yang masih istiqomah, semoga ke Istiqomahan kita tetap terjaga meskipun terasa berat yakinlah Allah Maha Melihat.. Sebesar Dzarah pun tak luput di mata Allah ..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD5KKpqXUkVlMS87lyYDJFI1S0bXwc2VsDUFMpTGqWtzzsGA93trmAg6nA-80jTbhDIFl_D2DymTmOWil15PSbWP8dhxwranlattodvVc5pMkMiRa4CSO-dNV8pNqezzvXAhcbVZ72fg/s1600/Smalltalk_by_kehbee+chethstudios.net.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="206" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD5KKpqXUkVlMS87lyYDJFI1S0bXwc2VsDUFMpTGqWtzzsGA93trmAg6nA-80jTbhDIFl_D2DymTmOWil15PSbWP8dhxwranlattodvVc5pMkMiRa4CSO-dNV8pNqezzvXAhcbVZ72fg/s320/Smalltalk_by_kehbee+chethstudios.net.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<em style="background-color: #fafafa; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 24px;">dan <strong>Yang mempersatukan hati mereka</strong> (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi <strong>Allah telah mempersatukan hati mereka</strong>. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana</em>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-70431383455203356192012-06-20T11:53:00.002+08:002012-08-15T23:03:06.640+08:00InsTrosPeksi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Punya Masalah??</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Galau??</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"> ini solusinya</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-ss10Vir6s0g/T-FI3Js0eeI/AAAAAAAAA1U/0FQIMImM1u8/s1600/599379_3396154590477_1842067436_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-ss10Vir6s0g/T-FI3Js0eeI/AAAAAAAAA1U/0FQIMImM1u8/s320/599379_3396154590477_1842067436_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
dapat dari facebook..Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-67420550833097873982012-06-06T03:40:00.000+08:002012-06-07T03:40:48.445+08:00Seperempat Abad<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana, Tahoma, Arial, sans-serif; line-height: 1.65em; text-align: -webkit-auto;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;">Evaluasi</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Revisi</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">Komitmen</span></div>
<div style="font-size: 14px; text-align: right;">
<br /></div>
<div style="font-size: 14px; text-align: center;">
<i>Doa dan Ikhtiar berbanding lurus dengan hasil</i></div>
<div style="font-size: 14px; text-align: center;">
<i>Jadikan Tahun ini tahun yang terindah</i></div>
<div style="font-size: 14px; text-align: center;">
<i>Lupakan semua yang menyakitkan</i></div>
<div style="font-size: 14px; text-align: center;">
<i>Pandangan tajam ke depan</i></div>
<div style="font-size: 14px; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUR3GOBNi1emjogqLK1kV0_7Ny69BiQLmyaR7QiK5cyTg62oMQQCS0I1UGe4fZV0puW_Im7T-72xcvWV-26_FRCuWUiwV0RYa06wmJCXQ00IDeXQE6QSRApuLKgydXGhg3ksOSN1Bpl0Y/s1600/25+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUR3GOBNi1emjogqLK1kV0_7Ny69BiQLmyaR7QiK5cyTg62oMQQCS0I1UGe4fZV0puW_Im7T-72xcvWV-26_FRCuWUiwV0RYa06wmJCXQ00IDeXQE6QSRApuLKgydXGhg3ksOSN1Bpl0Y/s400/25+%25281%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-5194725280665467232012-04-04T10:17:00.003+08:002012-04-04T10:17:46.323+08:00Instagram for AndroidPagi ini iseng-iseng buka twitter, eh dapat info dari metroTV news yg mengabarkan bahwa saat ini instagram sudah dapat digunakan di android.<br />
Tanpa pikir panjang lagi, saya langsung menuju link yang diberikan dan install instagram.<br />
Setelah proses sign up dan mengisi data-data yang perlu, saya mencari objek derita yang siap di foto. Kebetulan ada dua ponsel yang sedang saya pegang dan dua-duanya bermasalah, maka jadilah 'mereka' objek derita dan kelinci percobaan.<br />
dan hasilnya ---> criinngggg....<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-YzGN3G5-jVE/T3ut_Y1T9pI/AAAAAAAAAxY/w2OSt2QEJz4/s1600/Screenshot+at+2012-04-04+10:04:24.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="http://3.bp.blogspot.com/-YzGN3G5-jVE/T3ut_Y1T9pI/AAAAAAAAAxY/w2OSt2QEJz4/s400/Screenshot+at+2012-04-04+10:04:24.png" width="400" /></a></div>
<br />
kereeeennn.. dan satu kata buat android, kereeennn... Aplikasi yang selama ini cuma bisa dipake di <i>iphone</i> sekrang sudah bisa digunakan di Android. Kemarin juga, ada yang memberitakan bahwa data yang digunakan di Android jauh lebih hemat dibandingkan dengan <i>Iphone</i> (no SARA, hehehe) tapi saya belum membaca berita lengkapnya, dan masih banyak keunggulan-keunggulan lainnya.... sekali lagi, Android itu kereenn.<br />
<br />
Senang bisa memilikimu "<i>Shakira White" i'm yours ^_^</i>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-50934673742026764692012-03-23T23:03:00.002+08:002012-10-20T13:18:52.386+08:00Ombak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-x4anX1rQD_M/T2yPMWj8KcI/AAAAAAAAAvo/HI9AbiQPR9s/s1600/DSC00108.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://3.bp.blogspot.com/-x4anX1rQD_M/T2yPMWj8KcI/AAAAAAAAAvo/HI9AbiQPR9s/s400/DSC00108.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: #cc0000;">Suatu sore, dipantai losari.. Sekedar melepas kangen dengan nyanyian putri duyung (kata Om Tegar di Novel "<i>Sunset Bersama Rossi</i>nya" Tere-Liye..</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: #cc0000;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: #cc0000;">Entah sejak kapan saya menyukainya, sunset dan suara ombak, aroma laut..</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: #cc0000;">Sayapun bercita-cita punya rumah dipinggi pantai, sehingga tidak perlu jauh lagi kalo mau melepas kangen. </span></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-88808744877675776462012-02-03T09:37:00.003+08:002012-02-03T09:43:13.926+08:00Cita-Cita<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://membualsampailemas.files.wordpress.com/2011/04/panama_dream_job.gif?w=296&h=296" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://membualsampailemas.files.wordpress.com/2011/04/panama_dream_job.gif?w=296&h=296" /></a></div>
Kita semua pasti punya cita-cita..<br />
<div>
Terkadang cita-cita kita mengalami metamorfosis..</div>
<div>
Cita-cita waktu kita balita, waktu usia TK, SD, SMP, SMA, Kuliah biasanya cita-cita itu sedikit mengalami perbedaan.. hehe, begitupun dengan saya..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Usia sebelum sekolah, setiap ditanya tentang cita-cita, saya menjawab<i style="font-weight: bold; text-decoration: underline;"> "Mau Jadi Guru" </i>tapi semakin kemari rasa-rasanya cita-cita itu semakin hilang.. Cukuplah saya menjadi guru buat adik-adik binaanku dalam "lingkaran" kecil, guru bagi anak-anakku kelak-membesarkan calon hafidz dan hafidzah yang unggul bersama seseorang yang telah ditetapkan untukku, dan guru bagi orang-orang disekitarku yang bermanfaat dariku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Usia TK-SD, setiap ditanya tentang cita-cita, seperti jawaban kebanyakan anak-anak diusia itu. Saya menjawab "<u style="font-style: italic; font-weight: bold;">Mau Jadi Dokter", </u>kalo yang ini sudah jelas tidak mungkin karena latar belakang saya bukanlah seorang dokter. Cukuplah saya menjadi dokter hati buat yang sedang merasa gundah. Karena saya sudah pasti tidak bisa menjadi dokter, maka saya akan mengubah cita-cita saya menjadi <b style="font-style: italic; text-decoration: underline;">"Seorang Ibu yang mendidik dan membesarkan calon dokter penghafal qur'an".. </b> </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Beranjak ABG, cita-cita itu menguap entah kemana. Dan di usia ini, ketika ditanya tentang cita-cita, saya menjawab <b><u style="font-style: italic;">"Mau Jadi Designer Interior"</u>, </b>cita-cita itu semakin diperkuat dengan kesenangan saya menata rumah, mulai dari dekor rumah sendiri sampai banyak orang yang meminta saran tentang design rumahnya.. Tapi nyatanya saya tidak punya latar pendidikan resmi tentang Design Interior, semua hanya otodidak. Ya sudah, cukup saya menjadi <u style="font-style: italic; font-weight: bold;">"Enggineer pecinta Art Interior"</u> yang suka mendekor ruangan dan dimintai sarannya dalam design rumah.. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Waktu SMA, saya bercita-cita masuk ke UKM Perbakin (Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia). Saya melihat ini sebagai hobi yang keren, tapi sayang setelah mahasiswa saya tidak pernah kesampaian mengunjungi sekret perbakin (padahal jarak Teknik-Gedung UKM sangat dekat). Sudahlah,cita-cita ini tidak usah dilanjutkan.. :D</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Waktu SMA pula, saya pernah bercita-cita <u style="font-style: italic; font-weight: bold;">"Menjadi Istri Seorang Pilot" ^_^ </u> sebetulnya cita-cita itu sampai sekrang, setiap melihat pilot saya biasanya <strike>terpana</strike> :p setiap naik pesawat atau jalan-jalan ke Bandara, Pilot-pilot inilah yang bisa menjadi view yang menarik. Pilot ini rapi dan cara berjalannya tegak. Tapi untuk sekarang sepertinya sudah tidak mungkin, jadi saya telah menggantinya dengan cita-cita <u style="font-style: italic; font-weight: bold;">"Menjadi Ibu calon Pilot penghafal Quran"</u> </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dan setelah cita-cita masa kecil tidak tercapai, saatnya saya mengejar cita-cita untuk masa depan.. Menjadi Anak yang berbakti untuk orangtua, saudara yang baik, seorang istri yang patuh kepada suaminya, Umroh dan haji bersama keluarga, punya rumah dan mobil pribadi yang bisa bermanfaat untuk orang banyak, seorang Supermom pendamping Superdad yang mendidik anak-anaknya menjadi Generasi Qurani yang berwawasan global dan menjadi seorang Entrepreneur yang handal, memiliki satu unit usaha yang bertahan dan terus berkembang. </div>
<div>
<br />
Kadang terasa lucu dengan cita-cita yang sekomplit dan terlalu sempurna, tapi yah namanya juga usaha memperbaiki diri untuk masa depan ^_^, toh kita semua punya kelebihan dan kekurangan sebagai bumbu mewujudkan cita-cita kita.<br />
<br /></div>
<div>
Tapi dibalik semua keterbatasan yang saya miliki, satu kalimat ampuh yang selalu menguatkanku <u style="font-style: italic; font-weight: bold;">"Faidza Azzamta Fa Tawakkal Alallah"</u> karena, kata Allah <u style="font-style: italic; font-weight: bold;">"Siapa yang berusaha dia yang menuai hasilnya"</u>.. Jadi jangan takut untuk bercita-cita, tapi takutlah ketika kita bermimpi dan tidak pernah bangun dari mimpi..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="http://membualsampailemas.files.wordpress.com/2011/04/panama_dream_job.gif?w=296&h=296" target="_blank"><span style="font-size: xx-small;">*gambar dari sini*</span></a></div>
<div>
<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-54699576793134341912012-01-25T10:54:00.003+08:002012-01-25T10:54:51.562+08:00Allah engkau Dekat, Penuh Kasih Sayang...<span style="background-color: #edeff4; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;">Ketika kita mengeluh : “Ah mana mungkin.....” </span><br style="background-color: #edeff4; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;" /><span style="background-color: #edeff4; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;">Allah menjawab : “Jika AKU menghendaki,cukup Ku berkata “Jadi”,maka jadilah.</span><br style="background-color: #edeff4; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;" /><span style="background-color: #edeff4; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;">(QS. Yasin ; 82)</span><br style="background-color: #edeff4; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;" /><br style="background-color: #edeff4; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;" /><span style="background-color: #edeff4; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;">Ketika kita mengeluh : “Capek banget aku....” </span><br style="background-color: #edeff4; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;" /><span class="text_exposed_show" style="background-color: #edeff4; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;">... Allah menjawab : “...dan KAMI jadikan tidurmu<br />untuk istirahat.” (QS.An-Naba :9)<br /><br />Ketika kita mengeluh : “Berat banget yah, gak sanggup rasanya...”<br />Allah menjawab : “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan.”<br />(QS. Al-Baqarah : 286)<br /><br />Ketika kita mengeluh : “Stressss nih...Panik...”<br />Allah menjawab : “Hanya dengan mengingatku hati akan<br />menjadi tenang”. (QS.Ar-Ro’d :28)<br /><br />Ketika kita mengeluh : “Yaaaahh... ini semua bakal sia-sia..”<br />Allah menjawab :”Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun,<br />niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al-Zalzalah :7)<br /><br />Ketika kita mengeluh : “Gila banget..aku sendirian..gak ada seorangpun yang mau bantuin...”<br />Allah menjawab : “Berdoalah (mintalah) kepadaKU,<br />niscaya Aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60)<br /><br />Ketika kita mengeluh : “ Duh..sedih banget deh aku...”<br />Allah menjawab : “La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita,<br />sesungguhnya Allah beserta kita:.<br />(QS. At-Taubah :40)<br /><br />KITA SEMUA YANG MULAI GALAU ATAS PERHATIAN ALLAH<br />YANG SERASA JAUH DARI KITA,<br />PADAHAL SEBALIKNYA ALLAH SELALU DEKAT.<br /><br />Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),<br />bahwasanya Aku adalah dekat.<br />Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,<br />maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku)<br />dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,<br />agar mereka selalu berada dalam kebenaran.<br />(Al-Baqarah 186)</span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: #edeff4; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;"><br /></span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: #edeff4; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;">Subhanallah, Allahu Akbar.. perhatian Allah tak ada habisnya, perhatian Allah tak bertepi.. mungkin kitalah yang mulai menjauhiNya..</span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: #edeff4; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;">Kembalilah pada Allah.. Selangkah kita pada mendekat pada Allah, Allah berlari mendekati kita..</span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: #edeff4; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;"><br /></span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: #edeff4; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;">(modifikasi dan copas dari socmed)</span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: #edeff4; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcLpDZ2oi0rKkAcaNonaI7Py3_ofC4rbgzjzo17jepqlGyisqyn6OX0S8m2cZM1p_gE0JDrIu62mIV7o1yyxH-tWW8Q647-KTOZZysLdON60zl3R3MRiTFjZJw-vX7yNhxtdmaoJCcstPT/s1600/3201879661_19e0d7f208.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcLpDZ2oi0rKkAcaNonaI7Py3_ofC4rbgzjzo17jepqlGyisqyn6OX0S8m2cZM1p_gE0JDrIu62mIV7o1yyxH-tWW8Q647-KTOZZysLdON60zl3R3MRiTFjZJw-vX7yNhxtdmaoJCcstPT/s640/3201879661_19e0d7f208.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.google.co.id/imgres?q=Allah+itu+dekat&hl=id&sa=X&biw=1280&bih=656&tbm=isch&prmd=imvns&tbnid=YNUye5y-f26wfM:&imgrefurl=http://almardhotillah.blogspot.com/2010/03/allah-siapa-sih-yang-tidak-mengenal.html&docid=cLYhJi4ee8EFTM&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcLpDZ2oi0rKkAcaNonaI7Py3_ofC4rbgzjzo17jepqlGyisqyn6OX0S8m2cZM1p_gE0JDrIu62mIV7o1yyxH-tWW8Q647-KTOZZysLdON60zl3R3MRiTFjZJw-vX7yNhxtdmaoJCcstPT/s1600/3201879661_19e0d7f208.jpg&w=500&h=333&ei=Om4fT_3WN4TYrQeKj9nFDA&zoom=1&iact=hc&vpx=191&vpy=159&dur=513&hovh=183&hovw=275&tx=175&ty=93&sig=100013475724322008435&page=1&tbnh=143&tbnw=217&start=0&ndsp=16&ved=1t:429,r:0,s:0" target="_blank"><span style="font-size: xx-small;">gambar dari sini</span></a></div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: #edeff4; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;">AllahuAkbar... </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7045609088019764674.post-10716298212658698572011-12-26T09:56:00.001+08:002011-12-26T10:42:02.872+08:00Maaf..<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinN4NIBMOEvi19EkwKRRq_y93v-elHPJstuu0l70ZtacZB1mI0Kb_6VLEaFDVXfljG-MFs1v4lVOD_YPWIjqBDeqR60RFt0dkK9VOgB2qTEJZF3pAWYM2d4O4wsuQ3CMtqxRtkzompYTJg/s400/rozstanief.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinN4NIBMOEvi19EkwKRRq_y93v-elHPJstuu0l70ZtacZB1mI0Kb_6VLEaFDVXfljG-MFs1v4lVOD_YPWIjqBDeqR60RFt0dkK9VOgB2qTEJZF3pAWYM2d4O4wsuQ3CMtqxRtkzompYTJg/s320/rozstanief.jpg" width="274" /></a>Maaf, aku mengaguminya..<br />
Dan kadang ingin memilikinya...<br />
Egois...<br />
Ahh, tapi kusadari ada benteng tinggi yang menghalaginya..<br />
Sakit..<br />
Maaf, aku khilaf dan sedikit sedang gila...<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/18057276919940815583noreply@blogger.com2